Rabu, 02 Mei 2012

Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut


TUGAS AKHIR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn . A.P DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT DI RUANG BOUGENVILLE
RUMAH SAKIT Tk. II Dr. SOEDJONO
MAGELANG





OLEH :
ARINA WAHYU SRINANINGSIH
07.1448
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN
DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
TAHUN 2010

TUGAS AKHIR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn . A.P DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT DI RUANG BOUGENVILLE
RUMAH SAKIT Tk. II Dr. SOEDJONO
MAGELANG





OLEH :
ARINA WAHYU SRINANINGSIH
07.1448
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN
DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
TAHUN 2010

HALAMAN PENGESAHAN
Tugas akhir dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. A.P DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT Tk.II Dr. SOEDJONO MAGELANG” telah disahkan pada:
Hari                 :
Tanggal           :

Disahkan oleh:
Kepala Sekolah
SMK Kesdam IV/Diponegoro


Lilis Susiati, SKM
NIP 030230172





PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk syarat mengikuti ujian nasional.

Magelang,    Januari 2010
Pembimbing I                                                                          Pembimbing II



   (A.P Jatmiko S.Kep)                                                (Isti Eko Rahayu S.Kep)
NIP. 030157489                                                       NIP. 030243258

Mengetahui
Kepala Ruang



(Isti Eko Rahayu S.Kep)
NIP 030243258

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul: “LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. A.P DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUMAH SAKIT Tk. II Dr. SOEDJONO MAGELANG” ini tepat pada waktunya.
Dengan membuat laporan tugas akhir ini, penyusun merasa beruntung karena mendapat pengetahuan dan pengalaman yang mungkin kurang bahkan belum didapatkan dari sekolah, hal ini dapat penyusun masukan bahan yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penyusun.
Dengan selesainya laporan tugas akhir ini, maka saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu, antara lain:
1.    Bapak Letnan Kolonel Dr. Budi Santoso, selaku Kepala Rumah Sakit Tk.II Dr. Soedjono Magelang,
2.    Bapak Mayor Mu’aripin, SE, selaku Kepala Instalasi Pendidikan Rumah Sakit Tk.II Dr. Soedjono,
3.    Ibu Lilis Susiati, SKM, selaku Kepala Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Daerah Militer IV/ Diponegoro,
4.    Ibu Serka (K) Darsi, AMK selaku pembimbing yang telah memberikan araha dalam pembuatan asuhan keperawaatan,
5.    Bapak  A.P Jatmiko, SKep, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam penyusunan laporan tugas akhir ini hingga selesai,
6.    Ibu Isti Eko Rahayu, SKep selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam penyusunan laporan tugas akhir ini hingga selesai,
7.    Semua staff dan karyawan yang telah membantu memperlancar dalam proses penyusunan laporan tugas akhir ini,
8.    Bapak, Ibu, Adik dan Kakak yang ikut serta dalam mendukung doa dan semangat,
9.    Semua teman-teman SMK Kesdam IV/Diponegoro Magelang yang telah memberikan saran, kritik serta dukungan, dan
10.   Semua pihak yang telah membantu dan memperlancar dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Penyusun selaku manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu saya sebagai penyusun mohon maaf bila dalam penyusunan laporan tugas akhir ini ada kesalahan, sehingga penyusun tidak menutup kemungkinan adanya saran, masukan dan kritik yang membangun dalam usaha perbaikan selanjutnya. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Magelang,  Januari 2010



Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                       i
HALAMAN PENGESAHAN                                                         ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING                                                 iii
KATA PENGANTAR                                                                    iv
DAFTAR ISI                                                                                  vi
BAB I         PENDAHULUAN                                                        1
A.    Latar Belakang                                                      1
B.    Tujuan Penulisan                                                  1         
C.   Sistematika Penulisan                                          2
BAB II        TINJAUAN TEORI                                                     4
A.    Definisi / Penngertian                                            4
B.    Etiologi                                                                  5
C.   Pathofisiologi                                                         6
D.   Gambaran Klinis                                                   7
E.    Komplikasi                                                            8
F.    Penatalaksanaan                                                  9
G.   Diagnosa Keperawatan                                        9
H.   Fokus Intervensi                                                   10
BAB III       TINJAUAN KASUS                                                    13
A.    Biodata                                                                  13
B.    Keluhan Utama                                                     13
Riwayat Penyakit Sekarang                                 13
Riwayat Penyakit Dahulu                                     13
Riwayat Penyakit Keluarga                                  14
Riwayat Penyakit Sosial                                       14
C.   Pemeriksaan Fisik                                                            14
D.   Therapi                                                                  16
E.    Data Penunjang                                                    17
F.    Pengelompokan Data                                           18
G.   Analisa Data                                                          19
H.   Perumusan Diagnosa Sesuai Prioritas                 20
I.      Asuhan Keperawatan                                           23
J.    Catatan Perkembangan                                       26
BAB IV      PEMBAHASAN                                                          30
BAB V       PENUTUP                                                                  33
A.    Kesimpulan                                                           33
B.    Saran                                                                    33
DAFTAR PUSTAKA                                                                     35
LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA masih dianggap remeh oleh masyarakat. Karena tanda-tanda yang muncul hanyalah batuk berdahak atau tidak berdahak dan seseg. Akan tetapi berdasarkan penelitian dan kemajuan ilmu kedokteran, ISPA ternyata dapat menyebabkan kematian. ISPA dapat disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Antara lain masyarakat yang kurang memperhatikan lingkungannya. Bisa juga karena pola hidup yanbg salah, virus serta bakteri.
Banyak diantara masyarakat yang kurang memahami tentang berbagai macam penyakit. Misalnya saja mereka yang berpendidikan relative rendah yang kurang memperhatikan lingkungan serta pola hidupnya.
Saat ini presentase terjadinya ISPA sudah tinggi. Terutama di Magelang, masyarakat terkena ISPA sudah banyak, baik itu Rhinosinusitis, Sinusitis, dan Faringitis. Hal ini terbukti dengan banyaknya pasien yang me;akukan pengobatan di Rumah Sakit Tk. II Dr. Soedjono Magelang, melalui poliklinik maupun yang rawat inap di bangsal. Akan tetapi, pasien ISPA yang menjalani rawat inap masih sedikit, dan banyak diantaranya masih anak-anak.
Berdasarkan pemikiran diatas penulis berusaha untuk menggali lebih dalam mengenai infeksi saluran pernafasan akut tersebut, sebagai inti permasalahan pada tugas akhir ini. Semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan Umum
Siswa mampu malakukan pengkajian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut.
2.      Tujuan Khusus
a.      Siswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan
b.      Siswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.
c.      Siswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada psien dengan infeksi saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.
d.      Siswa mampu mengimplementasikan intervensi pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.
e.      Siswa mampu mengevaluasi hasil tindakan pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut dalam asuhan keperawatan.
f.       Siswa mampu mengetahuin faktor pendukung dan penghambat serta solusi pemecahan masalahnya.
C.     SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I   PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Tujuan Penulisan
C.   Sistematika Penulisan
BAB II  TINJAUAN TEORI
A.  Definisi / Penngertian
B.  Etiologi
C.  Pathofisiologi
D.  Gambaran Klinis
E.  Komplikasi
F.  Penatalaksanaan
G. Diagnosa Keperawatan
H.  Fokus Intervensi
BAB III TINJAUAN KASUS
A.  Biodata
B.  Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Sosial
C.  Pemeriksaan Fisik
D.  Therapi
E.  Data Penunjang
F.  Pengelompokan Data
G. Analisa Data
H.  Perumusan Diagnosa Sesuai Prioritas
I.    Asuhan Keperawatan
J.   Catatan Perkembangan
BAB IV         PEMBAHASAN
BAB V          PENUTUP
A.  Kesimpulan
B.  Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN





BAB II
TINJAUAN TEORI
1.    PENGERTIAN
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.
                ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan istilah yang digunakan untuk menguraikan peradangan yang terjadi pada hidung, paranasal sinus, hulu kerongkongan, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan, dan saluran pernapasan diagnosis umum yang termasuk didalamnya adalah rhinosinusitis virus(flu biasa), sinusitis akut, dan pharyngitis akut. Sistem saluran pernapasan atas lain, yang lebih serius termasuk epigglotis dan penyakit batuk yang disertai dengan sesak napas. Terjadinya ISPA karena masuknya virus, dan bakteri. Sebab utama ISPA adalah Virus dan kemudian diikuti oleh bakteri. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang akan sembuh dengan sendirinya, tanpa pemberian obat-obat terapeutik, namun pemberian antibiotik dapat mempercepat proses penyembuhan. (http://www.clevelandclinic.com.)


2.    ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis penyakit bakteri, virus, dan riketsia. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenvirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (DepKes.RI,2004).
Virus adalah penyebab utama infeksi saluran napas atas penyakit-penyakit yang ditimbulkan seperti, rhinosinusitis, faringitis, dan sinusitis akut. Rhinosinusitis disebabkan oleh virus dan bakteri seperti Streptococcus pneumonia, dan Haemophilus influenzae.4 Faringitis merupakan radang pada tenggorokan yang dapat disebabkan oleh virus Ebstein-Barr, influenza, infeksi virus immunodefisiensi human akut. Dan bakterial yang umumnya adalah Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridians, streptococcus beta hemolyticus yang umumnya disebut “strep tenggorokan”.1,2 Sinusitis akut merupakan inflamasi sinus-sinus paranasal dan lendir hidung yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, peradangan pada saluran hidung, dan penyakit-penyakit tertentu misal asma, gangguan sistem imun,dan alergi.

3.    PATHOFISIOLOGI
Infeksi saluran napas atas dapat terjadi karena transmisi organisme melalui penyegar udara, droplet, dan melalui tangan yang dapat menjadi jalan masuk bagi virus. Hal ini dapat terjadi pada kondisi yang penuh sesak. Pada faringitis disebabkan penularan terjadi melalui droplet, kuman mengilfitrasi lapisan epitel, jika epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi sehingga terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada sinusitis, saat terjadi infeksi saluran pernapasan atas melalui virus, hidung akan mengeluarkan ingus yang dapat menghasilkan superinfeksi bakterial, sehingga dapat menyebabkan pathogen-pathogen bakterial masuk ke dalam rongga-rongga sinus. Selain itu sinusitis dapat terjadi karena alergi musiman, gangguan mekanisme pengaliran sinus, berenang, intubasi hidung yang lama, dan perluasan infeksi gigi ke dalam rongga sinus.

4.    GAMBARAN KLINIS
Gejala yang terjadi pada rhinosinusitis termasuk kemacetan hidung, ingus, batuk, sakit kepala, bersin, bunyi sengau, dan sakit tenggorokan. Demam tinggi sangat jarang terjadi, dan jika terjadi seharusnya menimbulkan kecurigaan akan diagnosis alternative. Gejala khusus akan terjadi kurang dari 7 hari, namun sampai 25% dari seluruh pasien akan mengalami gejala hingga 14 hari. Penyakit ini sering terjadi, tetapi gejala-gejala yang lebih parah jarang sekali ditemui. Jika gejala-gejala bertahan lama melampaui 7 hari, klinis seharusnya mulai memperhatikan komplikasi-kompikasi seperti bronchitis, sinusitis, bakterial sekunder, atau otitis media.1 Pada faringitis akan terjadi kenaikan suhu hingga 400C, rasa gatal, kering pada tenggorokan, lesu, nyeri sendi, batuk yang kronis, kesulitan menelan, dan rasa sakit pada kerongkongan. Sedangkan pada sinusitis biasanya mengalami gejala lebih dari 1 minggu, misalnya sakit gigi maxillary, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri wajah, kadang-kadang demam dan batuk, serta bunyi sengau. Pada anak-anak dapat disertai dengan deman hingga 390C, khusus pada anak-anak gejala batuk lebih hebat saat siang hari, terjadinya parau menandakan kelanjutan dari radang tenggorokan.

5.    PENATALAKSANAAN
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
 Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
 Pengobatan dan perawatan
Pinsip perawatan ISPA antara lain :
• Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
• Meningkatkan makanan bergizi
• Bila demam beri kompres dan banyak minum
• Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih
• Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
• Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek
Pengobatan antara lain :
• Mengatasi panas (demam)
Dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
• Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

6.    KOMPLIKASI
Komplikasi yang di dapat dari infeksi saluran pernafasan akut adalah terjadinya obstruksi jalan nafas dengan segala akibatnya, bronkopneumonia, atelektasis.
a.    Kardiovaskuleer: miokarditis, yang dapat terjadi akibat toksin yang dibentuk kuman difteri
b.    Kelainan pada urogenital (ginjal): nefritis
c.    Kelainan saraf: dapat berupa paralisis atau parase.

7.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
a)    Ganggguan pertukaran pada gas b/d kekurangan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh sekresi spasme bronkus jebakan udara) kerusakan alveoli
b)     Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d anoreksia
c)    Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
d)    Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan sekunder
e)    Kurang pengetahuan b/d perawatan di rumah
f)     Perubahan proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit
g)    Gangguan aktivitas b/d status kesehatan

8.    FOKUS INTERVENSI

Dx.1. Gangguan pertukaran gas b/d kekurangan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh sekresi spasme bronkus jebakan udara) kerusakan alveoli
Intervensi
a. Kaji frekuensi ,kedalaman pernapasan, catat penggunaan tot akesori ,napas bibir, ketidakmamuan utuk berbicara
b. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posii yang mudah untuk bernapasan
c. Auskultasi bunyi napas ,catat area penurunan aliran udara dan bunyi tambahan
d. Awasi tingkat kesadaran /status mental

DX.2 .
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d anoreksi
Intervensi
a.    Kaji biasa diet
b.    Auskultasi bising usus
c.    Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan untuk meningkatkan masukkan kalori total
d.    Hindari makanan yang sangat panas
e.    Timbang berat badan sesuai indikasi

DX.3 . Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Intervensi
a. Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya.
b. Anjurkan klien untuk menghindari allergen / iritan terhadap debu, bahan kimia, asap,rokok. Dan mengistirahatkan/meminimalkan berbicara bila suara serak.
c. Anjurkan untuk melakukan kumur air garam hangat
d.   Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi
    Steroid oral, iv, & inhalasi
·      analgesik

DX.4. Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
Intervensi
a. Batasi pengunjung sesuai indikasi
b. Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktifitas
c. Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tisu buang segera ketempat sampah
d. Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak usia dibawah 2 tahun, lansia dan penderita penyakit kronis. Dan konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun / asupan makanan berkurang
e. Kolaborasi
Pemberian obat sesuai hasil kultur

DX.5. Kurang pengetahuan b/d perawatan di rumah
Intervensi :
a. Kaji tingkat pemahaman orang tua.
b. Ajarkan pada orang tua pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi.
c. Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
d. Jelaskan pentingnya kebersihan.

DX 6. Perubahan proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit
Intervensi:
a. Berikan informasi pada orangtua tentang pilihan pengobatan
b. Tekankan upaya keluarga untuk melekukan rencana keperawatan
c. Tekankan kecepatan oemulihan pada kebanyakan kasus

DX 7, Gangguan aktivitas b/d status kesehatan
Intervensi
:
a. Observasi aktivitas pasien
b. Beri penjelasan tentang pentingnya aktivitas
c. Anjurkan pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan.


BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tgl 05-01-2010 jam 20.00
1.         Biodata
            a.         identitas pasien           :
1)    Nama                    : Nn. A. P                                Umur   : 18 tahun
2)    Pangkat-gol           : anak PNS gol III                   
NRP/NIP: 030228579
3)    Kesatuan               : Diknas
4)    Jenis kelamin        : Perempuan
5)    Pendidikan                        : SMK
6)    Agama                   : Islam
7)    Alamat                   : Canguk, RT/RW: 3/21, Kelurahan Rejo Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Magelang.
b.         No Rekam Medik       : 22.06.02.4319
c.         Tgl masuk RS             : 4 Januari 2010, jam 23.50 WIB
d.         Penanggung jawab     :
1)    Nama                    : Tn J
2)    Pekerjaan              : PNS gol III
3)    Alamat                   : Canguk, RT/RW: 3/21, Kelurahan Rejo Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Magelang
e.         Dx medis                     : Infeksi saluran pernafasan akut

2.         a.         Keluhan utama            : Batuk berdahak terus menerus
            b.         Riwayat penyakit sekarang    :
Pasien datang via UDG dengan keluhan sejakk sore sehabis PKL, tiba-tiba badan panas dingin, batuk berdahak 5 hari, terdapat dahak, sesak nafas (dengan posisi supinasi).
Pada saat pengkajian pasien mengeluh sesak nafas, makan dan minum kurang, tenggorokan terasa gatal dan susah menelan, badan lemes seperti demam dan terasa hangat, serta sputum yang dikeluarkan berwarna putih kekuning-kuningan dan kental. Pasien juga terlihat menghabiskan ½ porsi yang diberikan rumah sakit, pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat menelan, posisi tidur semi fowler dengan diganjal bantal, terlihat seseg, batuk berdahak, terdapat nyeri telan, saat berjalan ke kamar mandi terlihat dipapah.
            c.         Riwayat penyakit dahulu        :
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti sekarang. Dan pasien belum pernah opname sebelumnya.
            d.         Riwayat penyakit keluarga     :
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
e.         Riwayat Sosial                        :
Di dekat rumah pasien terdapat tempat penumpukan barang-barang bekas.
3.         Pemeriksaan fisik       :
            a. Keadaan umum      : Lemah dan Sesak nafas
                Kesadaran               : Composmentis
                TTV                         : TD = 120/90 mmHg
 N=84 kali/menit
 S=37ºC
 RR=28 kali/menit
                 BB                          : 44 kg
                 TB                          : 158 cm
                 IMT                         : 17,63 (kurus)
                 Kepala                    : Mesocephal
Rambut                    : Tidak mudah rontok, warna hitam, tidak terdapat ketombe.
Mata                         : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak buta warna  
Telinga                     : Pendengaran baik, tidak terdapat cerumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Hidung                      :Tidak terdapat polip, tidak terdapat secret, penciuman tidak terganggu
Mulut                        : Lidah tidak kotor, gigi bersih, bibir kering, tidak terdapat caries.
Leher                        : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Tenggorokan            : Tenggorokan terasa sakit dan gatal, serta sulit menelan.
Dada                        :                     
                 Paru
inspeksi              : Pengembangan paru sama.
Palpasi               : Vocal fremetus kanan dan kiri sama.
Perkusi               : tidak ada akumulasi cairan.
Auskultrasi         : Whezing (-), ronchi (+), vesikuler.
                Jantung      
Inspeksi              : Icus cordis tidak nampak.
Palpasi                 : Icus cordis teraba di mid linea clavikula sinistra 5, ±2cm
Perkusi               : S1 dan S2 reguler.
Auskultrasi         : gallop (-), mur-mur (-).
                Abdomen   
Inspeksi              : Perut datar, tidak terdapat lesi
Auskultrasi         : Bising usus 10 kali/menit
Palpasi                 : Tidak ada pembesaran hepar. Tidak terdapat massa
Perkusi               : Thympani
Ekstremitas atas    : Pergerakan baik, tidak ada lesi, terpasang infus RL di tangan kiri.
 Ekstremitas Bawah: Pergerakan baik, tidak ada lesi, tidak terdapat oedem.
Genetalia                : Tidak ada penyakit kelamin, tidak ada nyeri.
Kulit                         : Turgor kulit baik, kulit teraba hangat.
               Ekstremitas              : sensasi terhadap tajam (+), terhadap panas (+).
Pengkajian nyeri di tenggorokan:
Permitten      : Nyeri timbul saat batuk dan menelan
Qualitas         : Seperti ditusuk-tusuk
Region          : Nyeri terleyak di tenggorokan
Skala             : Skala ±3
Time              : Selama batuk dan menelan
4.         a. Terapi
Terapi tanggal 5 Januari 2010
·      Infus RL 500 cc                                   20 tetes per menit
·      Injeksi Ceftriaxine 0,1 mg       2x1 (iv)
·      Pamol 500 mg                         3x1 tablet (oral)
·      DMP 15 mg                             3x1 tablet (normal)
b. Data Penunjang
·         Rontgent
Ronthent thorax pada tanggal 5 Januari 2010:
COR    : Bentuk dan besarnya normal
Pulmones        : Aspek tenang, tidak terlihat tanda-tanda aktivitas proses tuberculosis

·         Laboratorium
Hasil laboratorium tanggal 5 Januari 2010;
WBC          : 7,8. 10³/mm³                   (3,5.10³/mm³-100.10³/mm³)
RBC           : 5,3. 10³/mm³                   (3,80.10³/mm³-5,0)0.10³/mm³)
HGB          : 11,6 g/dl                          (11,0 g/dl-16,5 g/dl)
HCT           : 33,3 L%                          (35,0L%- 50,0 L%)
PLT            ; 220.10³/mm³                   (150.10³/mm³-450.10³/mm³)
PCT           : 180%                              (100&-500%)

MCV          : 65 L                          (80 Lm³-97 Lm³)
MCH          : 22,5 L pg                         (26,5 Lpg- 33,5 Lpg)
MCHC       :34.7 g/dl                           (31,5 g/dl-35,0 g/dl)
RDW          : 14,1 %                            (10,0%- 18,0%)
MPV          : 8,2                            (6,5 m³-11,0 m³)
PDW          : 15,1 %                            (10,0&-18,0%)
WBC Flags      :1

Differensial
% LYM       : 12,1 L%                          (17,0 L%-48,0 L%)
% MON     : 1,6 L%                            (4,0 L%-10,0 L%)
%GRA       : 86,3 H%                          (43,0 H%-76,0 H%)
% LYM       : 0,9 L 10³/mm³                 (1,2 L 10³/mm³-3,2 L10³/mm³)
%MON      : 0,1 L 10³/mm³                 (0,3 L 10³/mm³-0,8 L10³/mm³)
%GRA       : 6,8.10³/mm³                    (1,2. 10³/mm³- 6,8.10³/mm³)
LED           :4/10

5. Pengelompokan Data
a. Data Subyektif
1)  Pasien mengatakan seseg
2)  Pasien mengatakan batuk berdahak
3)  Pasien mengatakan makan dan minum kurang
4)  Pasien mengatakan tenggorokan terasa gatal dan sakit
5)  Pasien mengatakan badan lemes, seperti demam dan terasa agak hangat
6)  Pasien mengatakan sulit menelan
7)  Pasien mengatakan sering batuk
b. Data Obyektif
1)    Pernafasan cepat (RR=28 kali/menit)
2)    Saat batuk dan berbicara pasien terlihat seseg
3)    Batuk berdahak
4)    Posisi tidur pasien semi fowler
5)    Pasien terlihat menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan rumah sakit
6)    BB pasien: 44 kg, TB: 158 cm. Sehingga IMT: 17,63
7)    Pasien terlihat lemas, dan dibantu (dipapah) saat berjalan ke kamar mandi
8)    Suhu:37ºC
9)    Sputum berwarna putih kekuning-kuningan dan kental, dan saat batuk tidak ditutup
10) Pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat menelan
11) Pengkajian nyeri di tenggorokan:
P     : Nyeri timbul saat batuk dan menelan
Q    : Seperti di tusuk-tusuk
R     : Nyeri terletak di tenggorokan
S     : skala 3
T     : Selama menelan dan batuk




6. Analisa Data
No
Data
Masalah
Etiologi
1.
DS:
·      Pasien mengatakan seseg
·      Pasien mengatakan batuk berdahak
DO:
·         Pernafasan cepat (RR=28 kali/menit)
·         Saat batuk dan berbicara pasien terlihat seseg
·         Batuk berdahak
·         Posisi tidyur pasien semi fowler
Gangguan pertukaran gas
Kekurangan suplai oksigen
2.
DS:
·         Pasien mengatakan makan dan minum kurang
·         Pasien mengatakan tenggorokan sakit dan gatal
·         Pasien mengatakan sulit menelan dan terdapat nyeri telan
DO:
·         Pasien terlihat menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan rumah sakit
·         BB:44kg, TB:158cm, IMT: 17,63
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Anoreksia
3.
DS:
·         Pasien mengatakan badan terasa lemes, demem, dan terasa agak hangat
DO:
·         Pasien terlihat lemas
·         Pasien dibantu (dipapah) saat berjalan kle kamar mandi
Gangguan aktivitas
Kelemahan fisik
4.
DS:
·         Pasien mengatakan badan terasa lemas, seperti demem dan terasa agak hangat
·         Pasien mengatakan sering batuk
DO:
·         Suhu: 37ºC
·         Sputum berwarna putih kekuning-kuningan dan kental
·         Saat batuk mulut tidak ditutup
Resiko tinggi penularan infeksi
Tidak kuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
5.
DS:
·         Pasien mengatakan sulit menelan, dan terdapat nyeri telan
DO:
·         Pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat menelan
·         Pengkajian nyeri di tenggorokan:
P: Nyeri timbul saat batuk dan menelan
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri terletak di tenggorokan
S: skala ±3
T: selama batuk dan menelan
Nyeri akut
Inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil



7. Perumusan Diagnosa Sesuai Prioritas
a.    Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekurangan suplai oksigen ditandai dengan seseg, RR:28 kali/menit, batuk berdahak, posisi tidur ssemi fowler
b.    Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil ditandai dengan disfagia (sulit menelan) dan nyeri telan
c.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan makan dan minum kurang, IMT kurang dari batas normal
d.    Resiko tinggi penularan infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun) ditandai dengan badan lemes, demam, sputum berwarna putih kekuning-kuningan dan kental
e.    Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan lemes, demem, ADL dibantu keluarga


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. A.P
DENGAN DIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
Nama  : Nn A.P                                                                                                                                              Dx Medis            : ISPA
Umur   : 18 tahun                                                                                                                                            No RM                        : 22-06-02-4319
Ruang : Bougenville                                                                                                                                       Tgl masuk            : 4 Januari 2010
Tangga/jam
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Tujuan
Rencana Tindakan
5.01.2010
20.00 WIB
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekurangan suplai oksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan kebutuhan oksigen terpenuhi dengan kriteria hasil:
-     Peningkatan ventilasi dan oksigen yang adekuat
-     Memelihara kebersihan paru
-     Tanda-tanda vital normal
a.  Monitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi
b.  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c.  Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
d.  Berikan bronkodilatator bila perlu
a.   Memonitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi,, suara nafas dan pola nafas
b.   Memberi posisi pasien semi fowler agar mudah dalam respirasi
c.   Mengauskultasi suara nafas dan suara tambahan
d.   Mengajarkan batuk efektif
e.   Memberikan obat Dexametorphan 15 mg, 3X1 tablet
5.01.2010
20.00 WIB
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan nyeri berkurang atau terkontrol dengan kriteria hasil:
-     Nyeri berkurang
-     Pasien tidak mengeluh adanya nyeri
a.  Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 1-10), faktor memperburuk atau meredakan nyeri, lokasinya, lamanya, karakteristiknya
b.  Anjurkan pasien untuk menghindari allergen (iritan terhadap debu, bahan kimia, dan asap rokok). Dan mengistirahatkan/ meminimalkan berbicara bila suara serak
c.  Anjurkan untuk melakukan kumur air garam hangat
d.  Kolaborasi berikan obat sesuai indikasi
-    Steroid oral,iv dan inhalan
-    Analgesik
a.   Mengamati/observasi keluhan nyeri, mencatat intensitasnya (dengan skala 0-10)
b.   Menganjurkan pasien untuk menghindari allergen/ iritan terhadap debu, bahan kimia, asap rokok
c.   Mengalihkan rasa nyeri dengan tekhnik distraksi dan relaksasi, yaitu dengan mengajarkan teknik bernafas dalam
d.   Menganjurkan berkumur dengan air garam
5.01.2010
20.00 WIB
Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
-  Intake nutrisi pasien meningkat
a.  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
b.  Monitor turgor kulit
c.  Monitor kadar albumin, total protein dan HB
d.  Jadwalkan pengobatan dan tiundakan selama jam makan
e.  Hindari makanan panas
f.   Beri makanan yang terpilih (konsultasi dengan ahli gizi)
a.   Mengurangi tindakan selama jam makan, sehingga tindakan dilakukan setelah jam makan
b.   Menghindari makanan panas
c.   Konsultasi dengan ahli gizi pemberian diit TKTP
d.   Memberi snack
5.01.2010
20.00 WIB
Resiko tinggi penularan infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan Tidak terjadi penularan infeksi dan tidak terjadi komplikasi, dengan kriteria hasil:
-     Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
a.  Batasi pengunjung sesuai indikasi
b.  Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
c.  Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tissue, buang segera ke tempat sampah
d.  Meningkatkan daya tahan tubuh
e.  Kolaborasi pemberian obat sesuai hasil kultur
a.   Menjaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
b.   Menganjurkan tutup mulut dan hidung jika bersin, jika ditutup dengan tissue, buang segera ke tempat sampah
c.   Menganjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi menurun atau asupan makan berkurang
5.01.2010
20.00WIB
Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan aktivitas pasien tidak terganggu dengan kriteria hasil:
-       ADL tidak dibantu
-       Badan tidak lemas
a.  Observasi aktivitas pasien
b.  Beri penjelasan tentang pentingnya aktivitas
c.  Anjurkan pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d.  Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
a.   Mengobservasi aktivitas pasien
b.   Memberi penjelasan tentang pentingnya aktivitas, yaitu agar otot-otot tidak lemas
c.   Menganjurkan pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d.   Membantu pasien memenuhi kebutuhan dengan membantu aktivitas pasien

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/jam
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Paraf
06.01.2010
20.00 WIB
Diagnosa 1
a.    Memonitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi,, suara nafas dan pola nafas
b.   Memberi posisi pasien semi fowler agar mudah dalam respirasi
c.   Mengauskultasi suara nafas dan suara tambahan
d.   Mengajarkan batuk efektif
e.   Memberikan obat Dexametorphan 15 mg, 3X1 tablet


Diagnosa 2
a.   Mengamati/observasi keluhan nyeri, mencatat intensitasnya (dengan skala 0-10)
b.   Menganjurkan pasien untuk menghindari allergen/ iritan terhadap debu, bahan kimia, asap rokok
c.   Mengalihkan rasa nyeri dengan tekhnik distraksi dan relaksasi, yaitu dengan mengajarkan teknik bernafas dalam
d.   Menganjurkan berkumur dengan air garam


Diagnosa 3
a.   Mengurangi tindakan selama jam makan, sehingga tindakan dilakukan setelah jam makan
b.   Menghindari makanan panas
c.   Konsultasi dengan ahli gizi pemberian diit TKTP
Memberi snack


Diagnosa 4
a.   Menjaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
b.   Menganjurkan tutup mulut dan hidung jika bersin, jika ditutup dengan tissue, buang segera ke tempat sampah
Menganjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi menurun atau asupan makan berkurang


Diagnosa 5
a.   Mengobservasi aktivitas pasien
b.   Memberi penjelasan tentang pentingnya aktivitas, yaitu agar otot-otot tidak lemas
c.   Menganjurkan pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d.   Membantu pasien memenuhi kebutuhan dengan membantu aktivitas pasien


07.01.2010
16.00 WIB
Diagnosa 1
a.   Memonitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi,, suara nafas dan pola nafas
b.   Memberi posisi pasien semi fowler agar mudah dalam respirasi
c.   Mengauskultasi suara nafas dan suara tambahan
d.   Mengajarkan batuk efektif
e.   Memberikan obat Dexametorphan 15 mg, 3X1 tablet
S:
·         Pasien mengatakan tidak terlalu seseg
O:
·         TD: 120/90 mm Hg
·         N/S: 84x/menit /36ºC
·         Batuk berdahak
·         Pasien tidak terlihat seseg
A:
·         Masalah teratasi sebagian
P:
·         Lanjutkan intervensi a, b, c, dan d

Diagnosa 2
a.   Mengamati/observasi keluhan nyeri, mencatat intensitasnya (dengan skala 0-10)
b.   Menganjurkan pasien untuk menghindari allergen/ iritan terhadap debu, bahan kimia, asap rokok
c.   Mengalihkan rasa nyeri dengan tekhnik distraksi dan relaksasi, yaitu dengan mengajarkan teknik bernafas dalam
d.   Menganjurkan berkumur dengan air garam
S:
·         Pasien mengatakan nyeri berkurang
O:
·         Pasien terlihat lebih relaks (tidak menahan nyeri)
·         Pasien tidak mengeluh nyeri
A:
·         Masalah teratasi sebagian
P:
·         Lanjutkan intervensi a, b, c, dan d.

Diagnosa 3
a.   Mengurangi tindakan selama jam makan, sehingga tindakan dilakukan setelah jam makan
b.   Menghindari makanan panas
c.   Konsultasi dengan ahli gizi pemberian diit TKTP
Memberi snack
S:
·         Pasien mengatakan nafsu makan bertambah
O:
·         Pasien terlihat menghabiskan 1 porsi makan yang diberikan rumah sakit
A:
·         Masalah teratasi sebagian
P:
·         Lanjutkan intervensi a, b, c, dan d.

Diagnosa 4
a.   Menjaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
b.   Menganjurkan tutup mulut dan hidung jika bersin, jika ditutup dengan tissue, buang segera ke tempat sampah
Menganjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi menurun atau asupan makan berkurang
S:
·         Pasien mengatakan badan terasa lebih enak
O:
·         Suhu: 36,7ºC
·         Sputum berwarna putih kekuning-kuningan
·         Tidak terdapat tanda infeksi atau komplikasi
A:
·         Masalah teratasi sebagian
P:
·         Lanjutkan intervensi a, d, dan e

Diagnosa 5
a.   Mengobservasi aktivitas pasien
b.   Memberi penjelasan tentang pentingnya aktivitas, yaitu agar otot-otot tidak lemas
c.   Menganjurkan pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d.   Membantu pasien memenuhi kebutuhan dengan membantu aktivitas pasien
S:
·         Pasien mengatakan badan terasa lebih enak
O:
·         Aktivitas sudah tidak dibantu, terutama saat ke kamar mandi dan saat makan
A:
·         Masalah teratasi
P: -





BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis mengkaji dan melakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam terdapat pembahasan sebagai berikut.
Diagnosa keperawatan yang pertama pada pasien adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekurangan suplai oksigen
Masalah tersebut muncul karena didapatkan data sebagai berikut:
·         DS: Pasien mengatakan seseg dan batuk berdahak
·         DO: pernafasan cepat, saat batuk dan berbicara pasien terlihat seseg, batuk berdahak dan posisi tidur semi fowler
Hal tersebut terjadi karena adanya obstruksi jalan nafas oleh sekresi spasme bronkus jebakan udara. Penulis memprioritaskan masalah diatas karena sesuai dengan hierarki Maslow yaitu pemenuhan Oksigen.
Diagnosa keperawatan yang kedua adalah nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Nyeri tersebut terjadi di tenggorokan. Masalah ini muncul karena didapatkan data sebagai berikut:
·         DS: Pasien mengatakan sulit menelan.
·         DO: Pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat menelan, dan hasil pengkajian nyeri di tenggorokan.
Hal tersebut terjadi karena adanya nyeri telan pada tenggorokan. Penulis memilih diagnosa diatas sebagai diagnosa yang kedua karena sesuai dengan hierarki Maslow yaitu aman nyaman.
Diagnosa keperawatan yang ketiga adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
Masalah ini muncul karena didapatkan data sebagai berikut:
·         DS:        Pasien mengatakan makan dan minum kurang, pasien mengatakan tenggorokan gatal dan sakit, pasien mengatakan sulit menelan dan terdapat nyeri telan.
·         DO: Pasien terlihat menghabiskan ½ porsio makan yang diberikan rumah sakit, dan hasil IMT kurang dari batas normal
Hal tersebut muncul karena anoreksia yang terjadi akibat dari nyeri pada tenggorokann sekunder. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat diartikan nutrisi yang masuk ke tubuh tidak seimbang atau kurang dari nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Diagnosa diatas dipilih karena bisa saling berhubungan dengan diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Diagnosa keperawatan yang ke empat adalah resiko tinggi penularan infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekkunder.
Masalah ini muncul karena didapatkan data sebagai berikut:
·         DS: Pasien mengatakan badan terasa lemes, demam, dan teraba agak hangat, dan pasien mengatakan sering batuk.
·         DO: Suhu tinggi, sputum berwarna putih kekuning-kuningan dan kental, saat batuk, mulut pasien tidak ditutup.
Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan kerja silia, menetapnya sekret dan tidak adekuatnya imunitas.
Diagnosa keperawatan yang ke lima adalah gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Masalah ini muncul karena mendapatkan data sebagai berikut:
·         DS: Pasien mengatakan badan terasa lemes, seperti demam dan terasa agak hangat.
·         DO: Pasien terlihat lemas, dan pasien dipapah saat ke kamar mandi
Hal tersebut terjadi karena kekurangan nutrisi dan menimbulkan kelemahan fisik. Sehingga aktivitas pasien terganggu. Diagnosa diatas dipilih karena bisa saling berhubungan sengan diagnosa ke tiga yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang berhubungan dengan anoreksia. Diharapkan jika kebutuhan nutrisi terpenuhi, maka kelemahan tubuh dapat teratasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak muncul dalam asuhan keperawatan adalah:
·         Kurang pengetahuan berhubungan dengan parewatan dirumah
·         Perubahan proses keluarga berhubungan dengan pasien yang menderita penyakit.
Diagnosa diatas tidak muncul karena tidak mendapatkan data yang berhubungan dengan diagnosa diatas.


BAB V
PENUTUP

Demikian yang dapat penulis sampaikan mengingat keterbatasan dan masih dalam tahap belajar, maka dengan segala kerendahan hati penulis membuka saran dan kritik yang akan menjadikan penulis lebih baik kemudian hari, khususnya untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
A.    Kesimpulan
Setelah selesainya tugas akhir ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Selama pengkajian hingga proses keperawatan pada pasien infeksi saluran pernafasan akut ini penulis dapat memahami dan menerapkan pendekatan proses asuhan keperawatan. Disamping itu penulis dapat menyusun intervensi dan melakukan implementasi pada penderita infeksi saluran pernafasan akut serta dapat membuat diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data dan tinjauan teori. Dengan berpedoman pada tinjauan teori, penulis dapat memahami dan mengetahui keakuratan dan kebenaran sumber-sumber teori setelah dilakukannya proses keperawatan pada kasus infeksi saluran pernafasan akut. Jadi apapun yang bersifat pengetahuan, harusnya terlebih dahulu mengetahui dan mempelajari teori. Karena teori merupakan hasil pengamatan dan penelitian oleh para ahli yang sudah teruji keakuratannya. Dengan begitu penulis masih harus bannyak belajar sehingga mampu menerapkan sistem pendokumentasian keperawatan yang benar dan nyata pada penderita infeksi saluran pernafasan akut.
B.    Saran
1.    Untuk Rumah Sakit Tk. II Dr. Soedjono Magelang, diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk memberi kepuasan pelayanan yang ada terhadap klien khususnya pada pasien dinas.
2.    Untuk Kepala Instalasi Pendidikan dan Kepala Sekolah SMK Kesdam IV/Diponegoro diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mutu pendidikan.
3.    Untuk Instalasi Pendidikan agar melengkapi semua sarana dan prasarana kesehatan sehingga dalam praktek siswa dapat mengenal alat-alat kesehatan dengan jelas, kshususnya alat-alat yang digunakan dalam pemberian tindakan pada penderita infeksi saluran pernafasan akut.
4.    Khususnya untuk staf pengajar dan pembimbing diharapkan dapat memberikan ilmu kesehatan sesuai kemajuan zaman sehingga dapat memberntuk siswa dan siswi yang berkualitas.
5.    Untuk Ruang Bougenville, khususnya bagi penderita infeksi saluran pernafasan akut diberikan ruangan tersendiri dan perawatan indikasi sesuai prosedur agar lenih terpantau dalam proses keperawatan.
6.    Untuk perawat dan tenaga medis khususnya agar meningkatkan keprofesionalisme dalam bekerja.
7.    Untuk adik kelas, belajarlah yang rajin untuk menghadapi kompetisi yag semakin ketat di masa mendatang.








DAFTAR PUSTAKA
·         Lo Re, Vincent. 2004. Hot Topics: Infectious Disease. Philadelphia.The Curtis Center.
http://www.clevelandclinic.com.
·         Arif Mansjoer,dkk. 2004. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: Media Aesculapius.
·         Slaven,Ellen. 2007. “INFECTIOUS DISEASES”. North America. The
McGraw-Hill Companies.
·         Ngastiyah, (2005), Perawatan Anak Sakit , Edisi Kedua, EGC, Jakarta
·         DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.
·         Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien




43 komentar:

  1. artikel yang sangat menarik dan bermanfaat, makasih banyak...

    http://www.tokoobatku.com/obat-herbal-penyakit-sinusitis/

    BalasHapus

  2. Artikelnya sangat menarik , dan setelah saya baca cukup bagus .. saya suka dengan artikel yang anda tulis ..dan saya juga ingin meminta ijin untuk menempelkan link kesehatan seputar penyakit maag . terimakasih

    Makanan Yang Baik Untuk Penderita Maag Kronis
    Apakah Penyakit Maag Kronis Bisa Disembuhkan
    Pantangan Makanan Untuk Penderita Maag kronis
    Apa Bahaya Penyakit Maag Kronis
    Ciri Ciri Orang Terkena Penyakit Maag Kronis

    BalasHapus
  3. Thank you for the information gan, may be useful for all of us.
    Greetings from us:
    Links We wish Beneficial For Information About Health.

    Obat Tradisional Kanker Paru Paru
    Obat Tradisional Kanker Hati
    Cara Mengobati Paru Paru Basah Secara Tradisional
    Obat Darah Tinggi Terbaik
    Cara Mengobati Migren Terbaik
    Cara Mengobati Penyakit Ginjal

    We Wait Further Information gan ....

    BalasHapus
  4. Thanks a bunch for sharing information on Acute Respiratory Infection, this is information that is very vital in creating awareness on various health complications. The good thing is that there is nursing care for such a health crisis. Rectangular LED Mirror Its a privilege that you did share with us.

    BalasHapus
  5. Tahukah anda bahwa hewan laut bernama teripang emas ternyata memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan diantaranya adalah mampu dijadikan Obat Infeksi Pencernaan, Obat Bopeng, Obat Keloid, Obat Infeksi Paru paru, Obat Kusta Alami hal tersebut bukan tanpa bukti melainkan telah banyak orang yang meraskan khasiat dan manfaat luar biasanya.

    BalasHapus
  6. Mana informasi terbarunya dari situs anda ??
    Sangat di tunggu informasi terbaru lainya ,, semoga sukses

    BalasHapus
  7. How are you gan !! The information that you share is very useful for us, and if we can improve it more so, more visitors interested in reading this artikell. And we also want to ask permission to provide information about health, which may be useful also for you.
    Cara Menyembuhkan Gondongan
    Cara Mengatasi Kurap DI Kulit Kepala
    Cara Mengobati Mata Silinder Sembuh Total

    BalasHapus
  8. http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-terlaris/
    http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-cepat-dan-permanen/
    http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-aman/
    http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-aman-untuk-ibu-hamil/
    http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-aman-bpom/
    http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-bagus-untuk-remaja/
    http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-terbaik/

    BalasHapus
  9. The article you created is very easy to understand, Thank you good article

    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/


    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/

    BalasHapus
  10. thanks for informations
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/

    BalasHapus
  11. I always like articles that you make, and are very satisfying. I am proud

    Cara Mengobati Infreksi Lambung Secara Alami

    BalasHapus
  12. The information you provide is very helpful and can also be used as an experience.

    Essen Ikan Lele Paling Ampuh

    BalasHapus