TUGAS
AKHIR
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Nn . A.P DENGAN INFEKSI
SALURAN
PERNAFASAN
AKUT DI RUANG BOUGENVILLE
RUMAH SAKIT Tk. II Dr. SOEDJONO
MAGELANG
OLEH
:
ARINA WAHYU SRINANINGSIH
07.1448
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN
DAERAH
MILITER IV/ DIPONEGORO
TAHUN
2010
TUGAS
AKHIR
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Nn . A.P DENGAN INFEKSI
SALURAN
PERNAFASAN
AKUT DI RUANG BOUGENVILLE
RUMAH SAKIT Tk. II Dr. SOEDJONO
MAGELANG
OLEH
:
ARINA WAHYU SRINANINGSIH
07.1448
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN
DAERAH
MILITER IV/ DIPONEGORO
TAHUN
2010
HALAMAN
PENGESAHAN
Tugas akhir dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. A.P
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT Tk.II
Dr. SOEDJONO MAGELANG” telah disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Disahkan oleh:
Kepala Sekolah
SMK Kesdam IV/Diponegoro
Lilis Susiati, SKM
NIP 030230172
PERSETUJUAN
PEMBIMBING
Tugas akhir ini telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk syarat mengikuti ujian nasional.
Magelang, Januari 2010
Pembimbing I Pembimbing
II
(A.P Jatmiko S.Kep) (Isti
Eko Rahayu S.Kep)
NIP.
030157489 NIP.
030243258
Mengetahui
Kepala Ruang
(Isti Eko Rahayu S.Kep)
NIP 030243258
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kepada Allah SWT, yang atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul: “LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. A.P DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUMAH
SAKIT Tk. II Dr. SOEDJONO MAGELANG” ini tepat pada waktunya.
Dengan
membuat laporan tugas akhir ini, penyusun merasa beruntung karena mendapat
pengetahuan dan pengalaman yang mungkin kurang bahkan belum didapatkan dari
sekolah, hal ini dapat penyusun masukan bahan yang sangat berharga dan
bermanfaat bagi penyusun.
Dengan
selesainya laporan tugas akhir ini, maka saya selaku penyusun mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu,
antara lain:
1.
Bapak
Letnan Kolonel Dr. Budi Santoso, selaku Kepala Rumah Sakit Tk.II Dr. Soedjono
Magelang,
2.
Bapak
Mayor Mu’aripin, SE, selaku Kepala Instalasi Pendidikan Rumah Sakit Tk.II Dr.
Soedjono,
3.
Ibu
Lilis Susiati, SKM, selaku Kepala Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan
Daerah Militer IV/ Diponegoro,
4.
Ibu
Serka (K) Darsi, AMK selaku pembimbing yang telah memberikan araha dalam
pembuatan asuhan keperawaatan,
5.
Bapak A.P Jatmiko, SKep, selaku pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini hingga selesai,
6.
Ibu
Isti Eko Rahayu, SKep selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan saran dalam penyusunan laporan tugas akhir ini hingga selesai,
7.
Semua
staff dan karyawan yang telah membantu memperlancar dalam proses penyusunan
laporan tugas akhir ini,
8.
Bapak,
Ibu, Adik dan Kakak yang ikut serta dalam mendukung doa dan semangat,
9.
Semua
teman-teman SMK Kesdam IV/Diponegoro Magelang yang telah memberikan saran,
kritik serta dukungan, dan
10.
Semua pihak yang telah membantu dan
memperlancar dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Penyusun selaku manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan
kekurangan, untuk itu saya sebagai penyusun mohon maaf bila dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini ada kesalahan, sehingga penyusun tidak menutup
kemungkinan adanya saran, masukan dan kritik yang membangun dalam usaha
perbaikan selanjutnya. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi penyusun
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Magelang, Januari 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
Latar
Belakang 1
B.
Tujuan
Penulisan 1
C.
Sistematika
Penulisan 2
BAB II TINJAUAN
TEORI 4
A.
Definisi
/ Penngertian 4
B.
Etiologi 5
C.
Pathofisiologi 6
D.
Gambaran
Klinis 7
E.
Komplikasi
8
F.
Penatalaksanaan 9
G.
Diagnosa
Keperawatan 9
H.
Fokus
Intervensi 10
BAB III TINJAUAN
KASUS 13
A.
Biodata 13
B.
Keluhan
Utama 13
Riwayat Penyakit Sekarang 13
Riwayat Penyakit Dahulu 13
Riwayat Penyakit Keluarga 14
Riwayat Penyakit Sosial 14
C.
Pemeriksaan
Fisik 14
D.
Therapi 16
E.
Data
Penunjang 17
F.
Pengelompokan
Data 18
G.
Analisa
Data 19
H.
Perumusan
Diagnosa Sesuai Prioritas 20
I.
Asuhan
Keperawatan 23
J.
Catatan
Perkembangan 26
BAB IV PEMBAHASAN 30
BAB V PENUTUP 33
A.
Kesimpulan 33
B.
Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi saluran
pernafasan akut atau ISPA masih dianggap remeh oleh masyarakat. Karena
tanda-tanda yang muncul hanyalah batuk berdahak atau tidak berdahak dan seseg.
Akan tetapi berdasarkan penelitian dan kemajuan ilmu kedokteran, ISPA ternyata
dapat menyebabkan kematian. ISPA dapat disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.
Antara lain masyarakat yang kurang memperhatikan lingkungannya. Bisa juga
karena pola hidup yanbg salah, virus serta bakteri.
Banyak diantara
masyarakat yang kurang memahami tentang berbagai macam penyakit. Misalnya saja
mereka yang berpendidikan relative rendah yang kurang memperhatikan lingkungan
serta pola hidupnya.
Saat ini
presentase terjadinya ISPA sudah tinggi. Terutama di Magelang, masyarakat
terkena ISPA sudah banyak, baik itu Rhinosinusitis, Sinusitis, dan Faringitis.
Hal ini terbukti dengan banyaknya pasien yang me;akukan pengobatan di Rumah
Sakit Tk. II Dr. Soedjono Magelang, melalui poliklinik maupun yang rawat inap
di bangsal. Akan tetapi, pasien ISPA yang menjalani rawat inap masih sedikit,
dan banyak diantaranya masih anak-anak.
Berdasarkan
pemikiran diatas penulis berusaha untuk menggali lebih dalam mengenai infeksi
saluran pernafasan akut tersebut, sebagai inti permasalahan pada tugas akhir
ini. Semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Siswa mampu malakukan pengkajian dan tindakan keperawatan
pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut.
2. Tujuan Khusus
a. Siswa mampu
melakukan pengkajian pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut dalam
asuhan keperawatan
b. Siswa mampu
merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan
akut dalam asuhan keperawatan.
c. Siswa mampu
menetapkan intervensi keperawatan pada psien dengan infeksi saluran pernafasan
akut dalam asuhan keperawatan.
d. Siswa mampu
mengimplementasikan intervensi pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan
akut dalam asuhan keperawatan.
e. Siswa mampu
mengevaluasi hasil tindakan pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut
dalam asuhan keperawatan.
f. Siswa mampu
mengetahuin faktor pendukung dan penghambat serta solusi pemecahan masalahnya.
C. SISTEMATIKA
PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Tujuan
Penulisan
C.
Sistematika
Penulisan
BAB II TINJAUAN
TEORI
A.
Definisi
/ Penngertian
B.
Etiologi
C.
Pathofisiologi
D.
Gambaran
Klinis
E.
Komplikasi
F.
Penatalaksanaan
G.
Diagnosa
Keperawatan
H.
Fokus
Intervensi
BAB III TINJAUAN KASUS
A.
Biodata
B.
Keluhan
Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Sosial
C.
Pemeriksaan
Fisik
D.
Therapi
E.
Data
Penunjang
F.
Pengelompokan
Data
G.
Analisa
Data
H.
Perumusan
Diagnosa Sesuai Prioritas
I.
Asuhan
Keperawatan
J.
Catatan
Perkembangan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
1.
PENGERTIAN
ISPA
sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran
pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran
pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta
organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput
paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan istilah yang digunakan untuk menguraikan peradangan yang terjadi pada hidung, paranasal sinus, hulu kerongkongan, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan, dan saluran pernapasan diagnosis umum yang termasuk didalamnya adalah rhinosinusitis virus(flu biasa), sinusitis akut, dan pharyngitis akut. Sistem saluran pernapasan atas lain, yang lebih serius termasuk epigglotis dan penyakit batuk yang disertai dengan sesak napas. Terjadinya ISPA karena masuknya virus, dan bakteri. Sebab utama ISPA adalah Virus dan kemudian diikuti oleh bakteri. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang akan sembuh dengan sendirinya, tanpa pemberian obat-obat terapeutik, namun pemberian antibiotik dapat mempercepat proses penyembuhan. (http://www.clevelandclinic.com.)
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan istilah yang digunakan untuk menguraikan peradangan yang terjadi pada hidung, paranasal sinus, hulu kerongkongan, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan, dan saluran pernapasan diagnosis umum yang termasuk didalamnya adalah rhinosinusitis virus(flu biasa), sinusitis akut, dan pharyngitis akut. Sistem saluran pernapasan atas lain, yang lebih serius termasuk epigglotis dan penyakit batuk yang disertai dengan sesak napas. Terjadinya ISPA karena masuknya virus, dan bakteri. Sebab utama ISPA adalah Virus dan kemudian diikuti oleh bakteri. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang akan sembuh dengan sendirinya, tanpa pemberian obat-obat terapeutik, namun pemberian antibiotik dapat mempercepat proses penyembuhan. (http://www.clevelandclinic.com.)
2.
ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri dari lebih
dari 300 jenis penyakit bakteri, virus, dan riketsia. Virus penyebab ISPA
antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenvirus, Koronavirus, Pikornavirus,
Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (DepKes.RI,2004).
Virus
adalah penyebab utama infeksi saluran napas atas penyakit-penyakit yang
ditimbulkan seperti, rhinosinusitis, faringitis, dan sinusitis akut.
Rhinosinusitis disebabkan oleh virus dan bakteri seperti Streptococcus
pneumonia, dan Haemophilus influenzae.4 Faringitis merupakan radang pada
tenggorokan yang dapat disebabkan oleh virus Ebstein-Barr, influenza, infeksi
virus immunodefisiensi human akut. Dan bakterial yang umumnya adalah
Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridians, streptococcus beta hemolyticus
yang umumnya disebut “strep tenggorokan”.1,2 Sinusitis akut merupakan inflamasi
sinus-sinus paranasal dan lendir hidung yang disebabkan oleh virus, bakteri,
jamur, peradangan pada saluran hidung, dan penyakit-penyakit tertentu misal
asma, gangguan sistem imun,dan alergi.
3.
PATHOFISIOLOGI
Infeksi
saluran napas atas dapat terjadi karena transmisi organisme melalui penyegar
udara, droplet, dan melalui tangan yang dapat menjadi jalan masuk bagi virus.
Hal ini dapat terjadi pada kondisi yang penuh sesak. Pada faringitis disebabkan
penularan terjadi melalui droplet, kuman mengilfitrasi lapisan epitel, jika
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi sehingga terjadi
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada
sinusitis, saat terjadi infeksi saluran pernapasan atas melalui virus, hidung
akan mengeluarkan ingus yang dapat menghasilkan superinfeksi bakterial,
sehingga dapat menyebabkan pathogen-pathogen bakterial masuk ke dalam
rongga-rongga sinus. Selain itu sinusitis dapat terjadi karena alergi musiman,
gangguan mekanisme pengaliran sinus, berenang, intubasi hidung yang lama, dan
perluasan infeksi gigi ke dalam rongga sinus.
4.
GAMBARAN
KLINIS
Gejala yang terjadi pada rhinosinusitis termasuk kemacetan hidung, ingus, batuk, sakit kepala, bersin, bunyi sengau, dan sakit tenggorokan. Demam tinggi sangat jarang terjadi, dan jika terjadi seharusnya menimbulkan kecurigaan akan diagnosis alternative. Gejala khusus akan terjadi kurang dari 7 hari, namun sampai 25% dari seluruh pasien akan mengalami gejala hingga 14 hari. Penyakit ini sering terjadi, tetapi gejala-gejala yang lebih parah jarang sekali ditemui. Jika gejala-gejala bertahan lama melampaui 7 hari, klinis seharusnya mulai memperhatikan komplikasi-kompikasi seperti bronchitis, sinusitis, bakterial sekunder, atau otitis media.1 Pada faringitis akan terjadi kenaikan suhu hingga 400C, rasa gatal, kering pada tenggorokan, lesu, nyeri sendi, batuk yang kronis, kesulitan menelan, dan rasa sakit pada kerongkongan. Sedangkan pada sinusitis biasanya mengalami gejala lebih dari 1 minggu, misalnya sakit gigi maxillary, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri wajah, kadang-kadang demam dan batuk, serta bunyi sengau. Pada anak-anak dapat disertai dengan deman hingga 390C, khusus pada anak-anak gejala batuk lebih hebat saat siang hari, terjadinya parau menandakan kelanjutan dari radang tenggorokan.
Gejala yang terjadi pada rhinosinusitis termasuk kemacetan hidung, ingus, batuk, sakit kepala, bersin, bunyi sengau, dan sakit tenggorokan. Demam tinggi sangat jarang terjadi, dan jika terjadi seharusnya menimbulkan kecurigaan akan diagnosis alternative. Gejala khusus akan terjadi kurang dari 7 hari, namun sampai 25% dari seluruh pasien akan mengalami gejala hingga 14 hari. Penyakit ini sering terjadi, tetapi gejala-gejala yang lebih parah jarang sekali ditemui. Jika gejala-gejala bertahan lama melampaui 7 hari, klinis seharusnya mulai memperhatikan komplikasi-kompikasi seperti bronchitis, sinusitis, bakterial sekunder, atau otitis media.1 Pada faringitis akan terjadi kenaikan suhu hingga 400C, rasa gatal, kering pada tenggorokan, lesu, nyeri sendi, batuk yang kronis, kesulitan menelan, dan rasa sakit pada kerongkongan. Sedangkan pada sinusitis biasanya mengalami gejala lebih dari 1 minggu, misalnya sakit gigi maxillary, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri wajah, kadang-kadang demam dan batuk, serta bunyi sengau. Pada anak-anak dapat disertai dengan deman hingga 390C, khusus pada anak-anak gejala batuk lebih hebat saat siang hari, terjadinya parau menandakan kelanjutan dari radang tenggorokan.
5.
PENATALAKSANAAN
Penemuan dini
penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi
untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia
dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada
pengobatan penyakit ISPA) .
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan
ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pengobatan dan perawatan
Pinsip perawatan ISPA antara lain :
• Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
• Meningkatkan makanan bergizi
• Bila demam beri kompres dan banyak minum
• Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih
• Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
• Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek
Pengobatan antara lain :
• Mengatasi panas (demam)
Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pengobatan dan perawatan
Pinsip perawatan ISPA antara lain :
• Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
• Meningkatkan makanan bergizi
• Bila demam beri kompres dan banyak minum
• Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih
• Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
• Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek
Pengobatan antara lain :
• Mengatasi panas (demam)
Dengan memberikan parasetamol atau
dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya,
tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak
perlu air es).
• Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
• Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
6.
KOMPLIKASI
Komplikasi
yang di dapat dari infeksi saluran pernafasan akut adalah terjadinya obstruksi
jalan nafas dengan segala akibatnya, bronkopneumonia, atelektasis.
a.
Kardiovaskuleer:
miokarditis, yang dapat terjadi akibat toksin yang dibentuk kuman difteri
b.
Kelainan
pada urogenital (ginjal): nefritis
c.
Kelainan
saraf: dapat berupa paralisis atau parase.
7.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a)
Ganggguan
pertukaran pada gas b/d kekurangan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh
sekresi spasme bronkus jebakan udara) kerusakan alveoli
b)
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d
anoreksia
c)
Nyeri
akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
d)
Resiko
tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan sekunder
e)
Kurang
pengetahuan b/d perawatan di rumah
f)
Perubahan
proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit
g)
Gangguan
aktivitas b/d status kesehatan
8.
FOKUS
INTERVENSI
Dx.1. Gangguan pertukaran gas b/d kekurangan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh sekresi spasme bronkus jebakan udara) kerusakan alveoli
Intervensi
a. Kaji frekuensi ,kedalaman pernapasan, catat penggunaan tot akesori ,napas bibir, ketidakmamuan utuk berbicara
b. Tinggikan kepala tempat
tidur, bantu pasien untuk memilih posii yang mudah untuk bernapasan
c. Auskultasi bunyi napas
,catat area penurunan aliran udara dan bunyi tambahan
d. Awasi tingkat kesadaran /status
mental
DX.2 . Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d anoreksi
DX.2 . Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d anoreksi
Intervensi
a.
Kaji biasa diet
b.
Auskultasi
bising usus
c.
Dorong
periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan untuk meningkatkan
masukkan kalori total
d.
Hindari
makanan yang sangat panas
e.
Timbang
berat badan sesuai indikasi
DX.3
. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Intervensi
a. Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya.
b. Anjurkan klien untuk menghindari allergen / iritan terhadap debu, bahan kimia, asap,rokok. Dan mengistirahatkan/meminimalkan berbicara bila suara serak.
c. Anjurkan untuk melakukan kumur air garam hangat
a. Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya.
b. Anjurkan klien untuk menghindari allergen / iritan terhadap debu, bahan kimia, asap,rokok. Dan mengistirahatkan/meminimalkan berbicara bila suara serak.
c. Anjurkan untuk melakukan kumur air garam hangat
d.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi
• Steroid oral, iv, & inhalasi
• Steroid oral, iv, & inhalasi
· analgesik
DX.4.
Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b.d tudak kuatnya pertahanan sekunder
(adanya infeksi penekanan imun)
Intervensi
a. Batasi pengunjung sesuai indikasi
b. Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktifitas
c. Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tisu buang segera ketempat sampah
d. Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak usia dibawah 2 tahun, lansia dan penderita penyakit kronis. Dan konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun / asupan makanan berkurang
e. Kolaborasi
Pemberian obat sesuai hasil kultur
DX.5. Kurang pengetahuan b/d perawatan di rumah
Intervensi :
a. Kaji tingkat pemahaman orang tua.
Intervensi
a. Batasi pengunjung sesuai indikasi
b. Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktifitas
c. Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tisu buang segera ketempat sampah
d. Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak usia dibawah 2 tahun, lansia dan penderita penyakit kronis. Dan konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun / asupan makanan berkurang
e. Kolaborasi
Pemberian obat sesuai hasil kultur
DX.5. Kurang pengetahuan b/d perawatan di rumah
Intervensi :
a. Kaji tingkat pemahaman orang tua.
b. Ajarkan pada orang tua
pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi.
c. Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
d. Jelaskan pentingnya kebersihan.
DX 6. Perubahan proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit
Intervensi:
a. Berikan informasi pada orangtua tentang pilihan pengobatan
b. Tekankan upaya keluarga untuk melekukan rencana keperawatan
c. Tekankan kecepatan oemulihan pada kebanyakan kasus
DX 7, Gangguan aktivitas b/d status kesehatan
Intervensi:
c. Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
d. Jelaskan pentingnya kebersihan.
DX 6. Perubahan proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit
Intervensi:
a. Berikan informasi pada orangtua tentang pilihan pengobatan
b. Tekankan upaya keluarga untuk melekukan rencana keperawatan
c. Tekankan kecepatan oemulihan pada kebanyakan kasus
DX 7, Gangguan aktivitas b/d status kesehatan
Intervensi:
a. Observasi
aktivitas pasien
b. Beri
penjelasan tentang pentingnya aktivitas
c. Anjurkan
pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d. Bantu pasien
dalam memenuhi kebutuhan.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
PENGKAJIAN
Pengkajian
dilakukan tgl 05-01-2010 jam 20.00
1. Biodata
a. identitas
pasien :
1)
Nama : Nn. A. P Umur : 18 tahun
2)
Pangkat-gol : anak PNS gol III
NRP/NIP: 030228579
3)
Kesatuan
: Diknas
4)
Jenis
kelamin : Perempuan
5)
Pendidikan :
SMK
6)
Agama : Islam
7)
Alamat : Canguk, RT/RW:
3/21, Kelurahan Rejo Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Magelang.
b. No
Rekam Medik : 22.06.02.4319
c. Tgl
masuk RS :
4 Januari 2010, jam 23.50 WIB
d. Penanggung
jawab :
1)
Nama :
Tn J
2)
Pekerjaan : PNS gol III
3)
Alamat : Canguk, RT/RW:
3/21, Kelurahan Rejo Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Magelang
e. Dx
medis : Infeksi saluran
pernafasan akut
2. a. Keluhan
utama : Batuk berdahak
terus menerus
b. Riwayat
penyakit sekarang :
Pasien datang via
UDG dengan keluhan sejakk sore sehabis PKL, tiba-tiba badan panas dingin, batuk
berdahak 5 hari, terdapat dahak, sesak nafas (dengan posisi supinasi).
Pada saat
pengkajian pasien mengeluh sesak nafas, makan dan minum kurang, tenggorokan terasa
gatal dan susah menelan, badan lemes seperti demam dan terasa hangat, serta
sputum yang dikeluarkan berwarna putih kekuning-kuningan dan kental. Pasien
juga terlihat menghabiskan ½ porsi yang diberikan rumah sakit, pasien terlihat
merasa sakit dan meringis saat menelan, posisi tidur semi fowler dengan
diganjal bantal, terlihat seseg, batuk berdahak, terdapat nyeri telan, saat
berjalan ke kamar mandi terlihat dipapah.
c. Riwayat
penyakit dahulu :
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti sekarang.
Dan pasien belum pernah opname sebelumnya.
d. Riwayat
penyakit keluarga :
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
e. Riwayat
Sosial :
Di dekat rumah pasien terdapat tempat penumpukan
barang-barang bekas.
3. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum : Lemah dan Sesak nafas
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD = 120/90 mmHg
N=84 kali/menit
S=37ºC
RR=28 kali/menit
BB : 44 kg
TB : 158 cm
IMT : 17,63 (kurus)
Kepala : Mesocephal
Rambut : Tidak mudah rontok, warna hitam,
tidak terdapat ketombe.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak buta warna
Telinga : Pendengaran baik, tidak terdapat cerumen, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
Hidung :Tidak terdapat polip, tidak terdapat secret, penciuman
tidak terganggu
Mulut : Lidah tidak
kotor, gigi bersih, bibir kering, tidak terdapat caries.
Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid.
Tenggorokan : Tenggorokan terasa sakit dan gatal,
serta sulit menelan.
Dada :
Paru
inspeksi : Pengembangan paru sama.
Palpasi : Vocal fremetus kanan dan kiri sama.
Perkusi : tidak ada akumulasi cairan.
Auskultrasi : Whezing (-), ronchi (+), vesikuler.
Jantung
Inspeksi : Icus cordis tidak nampak.
Palpasi : Icus cordis teraba di mid linea clavikula sinistra 5, ±2cm
Perkusi : S1 dan S2 reguler.
Auskultrasi : gallop (-), mur-mur (-).
Abdomen
Inspeksi : Perut datar, tidak terdapat lesi
Auskultrasi : Bising usus 10 kali/menit
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar. Tidak terdapat
massa
Perkusi : Thympani
Ekstremitas atas : Pergerakan baik, tidak ada lesi, terpasang infus RL di tangan kiri.
Ekstremitas Bawah: Pergerakan baik, tidak ada lesi, tidak terdapat oedem.
Genetalia : Tidak ada penyakit kelamin,
tidak ada nyeri.
Kulit :
Turgor
kulit baik, kulit teraba hangat.
Ekstremitas : sensasi terhadap
tajam (+), terhadap panas (+).
Pengkajian nyeri di tenggorokan:
Permitten :
Nyeri timbul saat batuk dan menelan
Qualitas : Seperti
ditusuk-tusuk
Region :
Nyeri terleyak di tenggorokan
Skala :
Skala ±3
Time :
Selama batuk dan menelan
4.
a. Terapi
Terapi tanggal 5 Januari 2010
· Infus RL 500 cc 20 tetes per
menit
· Injeksi
Ceftriaxine 0,1 mg 2x1 (iv)
· Pamol 500 mg 3x1 tablet (oral)
· DMP 15 mg 3x1 tablet (normal)
b. Data Penunjang
·
Rontgent
Ronthent
thorax pada tanggal 5 Januari 2010:
COR : Bentuk dan besarnya normal
Pulmones : Aspek tenang, tidak terlihat
tanda-tanda aktivitas proses tuberculosis
·
Laboratorium
Hasil
laboratorium tanggal 5 Januari 2010;
WBC : 7,8.
10³/mm³ (3,5.10³/mm³-100.10³/mm³)
RBC : 5,3.
10³/mm³ (3,80.10³/mm³-5,0)0.10³/mm³)
HGB : 11,6
g/dl (11,0
g/dl-16,5 g/dl)
HCT : 33,3
L% (35,0L%- 50,0
L%)
PLT ;
220.10³/mm³ (150.10³/mm³-450.10³/mm³)
PCT : 180% (100&-500%)
MCV : 65 Lm³ (80
Lm³-97 Lm³)
MCH : 22,5
L pg (26,5 Lpg-
33,5 Lpg)
MCHC :34.7
g/dl (31,5
g/dl-35,0 g/dl)
RDW : 14,1
% (10,0%-
18,0%)
MPV : 8,2 m³ (6,5
m³-11,0 m³)
PDW : 15,1
% (10,0&-18,0%)
WBC Flags :1
Differensial
% LYM : 12,1
L% (17,0 L%-48,0
L%)
% MON : 1,6 L% (4,0 L%-10,0 L%)
%GRA : 86,3 H% (43,0 H%-76,0 H%)
% LYM : 0,9 L
10³/mm³ (1,2 L 10³/mm³-3,2
L10³/mm³)
%MON : 0,1 L
10³/mm³ (0,3 L 10³/mm³-0,8
L10³/mm³)
%GRA : 6,8.10³/mm³ (1,2. 10³/mm³- 6,8.10³/mm³)
LED :4/10
5. Pengelompokan
Data
a. Data Subyektif
1)
Pasien mengatakan seseg
2)
Pasien mengatakan batuk berdahak
3)
Pasien mengatakan makan dan minum kurang
4)
Pasien mengatakan tenggorokan terasa gatal dan sakit
5)
Pasien mengatakan badan lemes, seperti demam dan terasa
agak hangat
6)
Pasien mengatakan sulit menelan
7)
Pasien mengatakan sering batuk
b. Data Obyektif
1)
Pernafasan cepat (RR=28 kali/menit)
2)
Saat batuk dan berbicara pasien terlihat seseg
3)
Batuk berdahak
4)
Posisi tidur pasien semi fowler
5)
Pasien terlihat menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan
rumah sakit
6)
BB pasien: 44 kg, TB: 158 cm. Sehingga IMT: 17,63
7)
Pasien terlihat lemas, dan dibantu (dipapah) saat
berjalan ke kamar mandi
8)
Suhu:37ºC
9)
Sputum berwarna putih kekuning-kuningan dan kental, dan
saat batuk tidak ditutup
10)
Pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat menelan
11)
Pengkajian nyeri di tenggorokan:
P : Nyeri timbul saat batuk dan menelan
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri terletak di tenggorokan
S : skala 3
T : Selama menelan dan batuk
6. Analisa Data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1.
|
DS:
· Pasien
mengatakan seseg
· Pasien
mengatakan batuk berdahak
DO:
·
Pernafasan cepat (RR=28 kali/menit)
·
Saat batuk dan berbicara pasien terlihat seseg
·
Batuk berdahak
·
Posisi tidyur pasien semi fowler
|
Gangguan
pertukaran gas
|
Kekurangan suplai
oksigen
|
2.
|
DS:
·
Pasien mengatakan makan dan minum kurang
·
Pasien mengatakan tenggorokan sakit dan gatal
·
Pasien mengatakan sulit menelan dan terdapat nyeri
telan
DO:
·
Pasien terlihat menghabiskan ½ porsi makan yang
diberikan rumah sakit
·
BB:44kg, TB:158cm, IMT: 17,63
|
Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
|
Anoreksia
|
3.
|
DS:
·
Pasien mengatakan badan terasa lemes, demem, dan terasa
agak hangat
DO:
·
Pasien terlihat lemas
·
Pasien dibantu (dipapah) saat berjalan kle kamar mandi
|
Gangguan
aktivitas
|
Kelemahan fisik
|
4.
|
DS:
·
Pasien mengatakan badan terasa lemas, seperti demem dan
terasa agak hangat
·
Pasien mengatakan sering batuk
DO:
·
Suhu: 37ºC
·
Sputum berwarna putih kekuning-kuningan dan kental
·
Saat batuk mulut tidak ditutup
|
Resiko tinggi
penularan infeksi
|
Tidak kuatnya
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
|
5.
|
DS:
·
Pasien mengatakan sulit menelan, dan terdapat nyeri
telan
DO:
·
Pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat menelan
·
Pengkajian nyeri di tenggorokan:
P: Nyeri timbul
saat batuk dan menelan
Q: Seperti
ditusuk-tusuk
R: Nyeri
terletak di tenggorokan
S: skala ±3
T: selama batuk
dan menelan
|
Nyeri akut
|
Inflamasi pada
membran mukosa faring dan tonsil
|
7. Perumusan Diagnosa Sesuai Prioritas
a.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekurangan
suplai oksigen ditandai dengan seseg, RR:28 kali/menit, batuk berdahak, posisi
tidur ssemi fowler
b.
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran
mukosa faring dan tonsil ditandai dengan disfagia (sulit menelan) dan nyeri
telan
c.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
anoreksia ditandai dengan makan dan minum kurang, IMT kurang dari batas normal
d.
Resiko tinggi penularan infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun) ditandai dengan
badan lemes, demam, sputum berwarna putih kekuning-kuningan dan kental
e.
Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
ditandai dengan lemes, demem, ADL dibantu keluarga
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Nn. A.P
DENGAN
DIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
Nama : Nn A.P Dx
Medis : ISPA
Umur : 18 tahun No
RM : 22-06-02-4319
Ruang : Bougenville Tgl
masuk : 4 Januari 2010
Tangga/jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan
|
Implementasi
|
|
Tujuan
|
Rencana Tindakan
|
|||
5.01.2010
20.00 WIB
|
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekurangan
suplai oksigen
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam
diharapkan kebutuhan oksigen terpenuhi dengan kriteria hasil:
- Peningkatan
ventilasi dan oksigen yang adekuat
- Memelihara
kebersihan paru
- Tanda-tanda
vital normal
|
a. Monitor
rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi
b. Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Auskultasi
suara nafas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
d. Berikan
bronkodilatator bila perlu
|
a.
Memonitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha
respirasi,, suara nafas dan pola nafas
b.
Memberi posisi pasien semi fowler agar mudah dalam
respirasi
c.
Mengauskultasi suara nafas dan suara tambahan
d.
Mengajarkan batuk efektif
e.
Memberikan obat Dexametorphan 15 mg, 3X1 tablet
|
5.01.2010
20.00 WIB
|
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran
mukosa faring dan tonsil
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau terkontrol dengan kriteria hasil:
- Nyeri berkurang
- Pasien tidak
mengeluh adanya nyeri
|
a. Teliti keluhan
nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 1-10), faktor memperburuk atau
meredakan nyeri, lokasinya, lamanya, karakteristiknya
b. Anjurkan pasien
untuk menghindari allergen (iritan terhadap debu, bahan kimia, dan asap
rokok). Dan mengistirahatkan/ meminimalkan berbicara bila suara serak
c. Anjurkan untuk
melakukan kumur air garam hangat
d. Kolaborasi
berikan obat sesuai indikasi
- Steroid oral,iv
dan inhalan
- Analgesik
|
a.
Mengamati/observasi keluhan nyeri, mencatat
intensitasnya (dengan skala 0-10)
b.
Menganjurkan pasien untuk menghindari allergen/ iritan
terhadap debu, bahan kimia, asap rokok
c.
Mengalihkan rasa nyeri dengan tekhnik distraksi dan
relaksasi, yaitu dengan mengajarkan teknik bernafas dalam
d.
Menganjurkan berkumur dengan air garam
|
5.01.2010
20.00 WIB
|
Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
-
Intake nutrisi pasien meningkat
|
a. Kaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
b. Monitor turgor
kulit
c. Monitor kadar
albumin, total protein dan HB
d. Jadwalkan
pengobatan dan tiundakan selama jam makan
e. Hindari makanan
panas
f. Beri makanan
yang terpilih (konsultasi dengan ahli gizi)
|
a.
Mengurangi tindakan selama jam makan, sehingga tindakan
dilakukan setelah jam makan
b.
Menghindari makanan panas
c.
Konsultasi dengan ahli gizi pemberian diit TKTP
d.
Memberi snack
|
5.01.2010
20.00 WIB
|
Resiko tinggi penularan infeksi berhubungan dengan
tidak adekuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam
diharapkan Tidak terjadi penularan infeksi dan tidak terjadi komplikasi,
dengan kriteria hasil:
- Tidak terjadi
tanda-tanda infeksi
|
a. Batasi
pengunjung sesuai indikasi
b. Jaga
keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
c. Tutup mulut dan
hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tissue, buang segera ke tempat
sampah
d. Meningkatkan
daya tahan tubuh
e. Kolaborasi
pemberian obat sesuai hasil kultur
|
a.
Menjaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
b.
Menganjurkan tutup mulut dan hidung jika bersin, jika
ditutup dengan tissue, buang segera ke tempat sampah
c.
Menganjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi vitamin C,
A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi menurun atau asupan makan
berkurang
|
5.01.2010
20.00WIB
|
Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam
diharapkan aktivitas pasien tidak terganggu dengan kriteria hasil:
-
ADL tidak dibantu
-
Badan tidak lemas
|
a. Observasi
aktivitas pasien
b. Beri penjelasan
tentang pentingnya aktivitas
c. Anjurkan pasien
untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d. Bantu pasien
dalam memenuhi kebutuhan
|
a.
Mengobservasi aktivitas pasien
b.
Memberi penjelasan tentang pentingnya aktivitas, yaitu
agar otot-otot tidak lemas
c.
Menganjurkan pasien untuk menggerakkan atau mengangkat
ekstremitas atas dan bawah
d.
Membantu pasien memenuhi kebutuhan dengan membantu
aktivitas pasien
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Tanggal/jam
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
06.01.2010
20.00
WIB
|
Diagnosa
1
|
a.
Memonitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha
respirasi,, suara nafas dan pola nafas
b.
Memberi posisi pasien semi fowler agar mudah dalam
respirasi
c.
Mengauskultasi suara nafas dan suara tambahan
d.
Mengajarkan batuk efektif
e.
Memberikan obat Dexametorphan 15 mg, 3X1 tablet
|
|
|
Diagnosa
2
|
a. Mengamati/observasi
keluhan nyeri, mencatat intensitasnya (dengan skala 0-10)
b. Menganjurkan
pasien untuk menghindari allergen/ iritan terhadap debu, bahan kimia, asap
rokok
c. Mengalihkan
rasa nyeri dengan tekhnik distraksi dan relaksasi, yaitu dengan mengajarkan
teknik bernafas dalam
d. Menganjurkan
berkumur dengan air garam
|
|
|
|
Diagnosa
3
|
a. Mengurangi
tindakan selama jam makan, sehingga tindakan dilakukan setelah jam makan
b. Menghindari
makanan panas
c. Konsultasi
dengan ahli gizi pemberian diit TKTP
Memberi
snack
|
|
|
|
Diagnosa
4
|
a. Menjaga
keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
b. Menganjurkan
tutup mulut dan hidung jika bersin, jika ditutup dengan tissue, buang segera
ke tempat sampah
Menganjurkan
pada pasien untuk mengkonsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti
oksidan jika kondisi menurun atau asupan makan berkurang
|
|
|
|
Diagnosa
5
|
a. Mengobservasi
aktivitas pasien
b. Memberi
penjelasan tentang pentingnya aktivitas, yaitu agar otot-otot tidak lemas
c. Menganjurkan
pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d. Membantu pasien
memenuhi kebutuhan dengan membantu aktivitas pasien
|
|
|
|
07.01.2010
16.00
WIB
|
Diagnosa
1
|
a. Memonitor
rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi,, suara nafas dan pola nafas
b. Memberi posisi
pasien semi fowler agar mudah dalam respirasi
c. Mengauskultasi
suara nafas dan suara tambahan
d. Mengajarkan
batuk efektif
e. Memberikan obat
Dexametorphan 15 mg, 3X1 tablet
|
S:
·
Pasien mengatakan tidak terlalu seseg
O:
·
TD: 120/90 mm Hg
·
N/S: 84x/menit /36ºC
·
Batuk berdahak
·
Pasien tidak terlihat seseg
A:
·
Masalah teratasi sebagian
P:
·
Lanjutkan intervensi a, b, c, dan d
|
|
Diagnosa
2
|
a. Mengamati/observasi
keluhan nyeri, mencatat intensitasnya (dengan skala 0-10)
b. Menganjurkan
pasien untuk menghindari allergen/ iritan terhadap debu, bahan kimia, asap
rokok
c. Mengalihkan
rasa nyeri dengan tekhnik distraksi dan relaksasi, yaitu dengan mengajarkan
teknik bernafas dalam
d. Menganjurkan
berkumur dengan air garam
|
S:
·
Pasien mengatakan nyeri berkurang
O:
·
Pasien terlihat lebih relaks (tidak menahan nyeri)
·
Pasien tidak mengeluh nyeri
A:
·
Masalah teratasi sebagian
P:
·
Lanjutkan intervensi a, b, c, dan d.
|
|
|
Diagnosa
3
|
a. Mengurangi
tindakan selama jam makan, sehingga tindakan dilakukan setelah jam makan
b. Menghindari
makanan panas
c. Konsultasi
dengan ahli gizi pemberian diit TKTP
Memberi
snack
|
S:
·
Pasien mengatakan nafsu makan bertambah
O:
·
Pasien terlihat menghabiskan 1 porsi makan yang
diberikan rumah sakit
A:
·
Masalah teratasi sebagian
P:
·
Lanjutkan intervensi a, b, c, dan d.
|
|
|
Diagnosa
4
|
a. Menjaga
keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
b. Menganjurkan
tutup mulut dan hidung jika bersin, jika ditutup dengan tissue, buang segera
ke tempat sampah
Menganjurkan
pada pasien untuk mengkonsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti
oksidan jika kondisi menurun atau asupan makan berkurang
|
S:
·
Pasien mengatakan badan terasa lebih enak
O:
·
Suhu: 36,7ºC
·
Sputum berwarna putih kekuning-kuningan
·
Tidak terdapat tanda infeksi atau komplikasi
A:
·
Masalah teratasi sebagian
P:
·
Lanjutkan intervensi a, d, dan e
|
|
|
Diagnosa
5
|
a. Mengobservasi
aktivitas pasien
b. Memberi
penjelasan tentang pentingnya aktivitas, yaitu agar otot-otot tidak lemas
c. Menganjurkan
pasien untuk menggerakkan atau mengangkat ekstremitas atas dan bawah
d. Membantu pasien
memenuhi kebutuhan dengan membantu aktivitas pasien
|
S:
·
Pasien mengatakan badan terasa lebih enak
O:
·
Aktivitas sudah tidak dibantu, terutama saat ke kamar
mandi dan saat makan
A:
·
Masalah teratasi
P:
-
|
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis
mengkaji dan melakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam terdapat pembahasan
sebagai berikut.
Diagnosa keperawatan yang pertama
pada pasien adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekurangan suplai
oksigen
Masalah tersebut muncul karena
didapatkan data sebagai berikut:
·
DS: Pasien mengatakan seseg dan batuk berdahak
·
DO: pernafasan cepat, saat batuk dan berbicara pasien
terlihat seseg, batuk berdahak dan posisi tidur semi fowler
Hal
tersebut terjadi karena adanya obstruksi jalan nafas oleh sekresi spasme
bronkus jebakan udara. Penulis memprioritaskan masalah diatas karena sesuai dengan
hierarki Maslow yaitu pemenuhan Oksigen.
Diagnosa
keperawatan yang kedua adalah nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada
membran mukosa faring dan tonsil.
Nyeri
tersebut terjadi di tenggorokan. Masalah ini muncul karena didapatkan data
sebagai berikut:
·
DS: Pasien mengatakan sulit menelan.
·
DO: Pasien terlihat merasa sakit dan meringis saat
menelan, dan hasil pengkajian nyeri di tenggorokan.
Hal
tersebut terjadi karena adanya nyeri telan pada tenggorokan. Penulis memilih
diagnosa diatas sebagai diagnosa yang kedua karena sesuai dengan hierarki
Maslow yaitu aman nyaman.
Diagnosa
keperawatan yang ketiga adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan anoreksia.
Masalah
ini muncul karena didapatkan data sebagai berikut:
·
DS: Pasien mengatakan makan dan minum kurang, pasien
mengatakan tenggorokan gatal dan sakit, pasien mengatakan sulit menelan dan
terdapat nyeri telan.
·
DO: Pasien terlihat menghabiskan ½ porsio makan yang
diberikan rumah sakit, dan hasil IMT kurang dari batas normal
Hal tersebut
muncul karena anoreksia yang terjadi akibat dari nyeri pada tenggorokann
sekunder. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat
diartikan nutrisi yang masuk ke tubuh tidak seimbang atau kurang dari nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Diagnosa diatas dipilih karena bisa saling
berhubungan dengan diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan
inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Diagnosa
keperawatan yang ke empat adalah resiko tinggi penularan infeksi berhubungan
dengan tidak adekuatnya pertahanan sekkunder.
Masalah ini
muncul karena didapatkan data sebagai berikut:
·
DS: Pasien mengatakan badan terasa lemes, demam, dan
teraba agak hangat, dan pasien mengatakan sering batuk.
·
DO: Suhu tinggi, sputum berwarna putih kekuning-kuningan
dan kental, saat batuk, mulut pasien tidak ditutup.
Hal
tersebut terjadi karena adanya penurunan kerja silia, menetapnya sekret dan
tidak adekuatnya imunitas.
Diagnosa
keperawatan yang ke lima adalah gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik.
Masalah
ini muncul karena mendapatkan data sebagai berikut:
·
DS: Pasien mengatakan badan terasa lemes, seperti demam
dan terasa agak hangat.
·
DO: Pasien terlihat lemas, dan pasien dipapah saat ke
kamar mandi
Hal tersebut
terjadi karena kekurangan nutrisi dan menimbulkan kelemahan fisik. Sehingga
aktivitas pasien terganggu. Diagnosa diatas dipilih karena bisa saling
berhubungan sengan diagnosa ke tiga yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
yang berhubungan dengan anoreksia. Diharapkan jika kebutuhan nutrisi terpenuhi,
maka kelemahan tubuh dapat teratasi.
Sedangkan
diagnosa keperawatan yang tidak muncul dalam asuhan keperawatan adalah:
·
Kurang pengetahuan berhubungan dengan parewatan dirumah
·
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan pasien yang
menderita penyakit.
Diagnosa diatas
tidak muncul karena tidak mendapatkan data yang berhubungan dengan diagnosa
diatas.
BAB V
PENUTUP
Demikian yang
dapat penulis sampaikan mengingat keterbatasan dan masih dalam tahap belajar,
maka dengan segala kerendahan hati penulis membuka saran dan kritik yang akan
menjadikan penulis lebih baik kemudian hari, khususnya untuk kesempurnaan tugas
akhir ini.
A.
Kesimpulan
Setelah
selesainya tugas akhir ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Selama pengkajian hingga proses keperawatan pada pasien infeksi saluran
pernafasan akut ini penulis dapat memahami dan menerapkan pendekatan proses
asuhan keperawatan. Disamping itu penulis dapat menyusun intervensi dan
melakukan implementasi pada penderita infeksi saluran pernafasan akut serta
dapat membuat diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data dan tinjauan teori.
Dengan berpedoman pada tinjauan teori, penulis dapat memahami dan mengetahui
keakuratan dan kebenaran sumber-sumber teori setelah dilakukannya proses keperawatan
pada kasus infeksi saluran pernafasan akut. Jadi apapun yang bersifat
pengetahuan, harusnya terlebih dahulu mengetahui dan mempelajari teori. Karena
teori merupakan hasil pengamatan dan penelitian oleh para ahli yang sudah
teruji keakuratannya. Dengan begitu penulis masih harus bannyak belajar
sehingga mampu menerapkan sistem pendokumentasian keperawatan yang benar dan
nyata pada penderita infeksi saluran pernafasan akut.
B.
Saran
1.
Untuk Rumah Sakit Tk. II Dr. Soedjono Magelang,
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk memberi kepuasan
pelayanan yang ada terhadap klien khususnya pada pasien dinas.
2.
Untuk Kepala Instalasi Pendidikan dan Kepala Sekolah SMK
Kesdam IV/Diponegoro diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan mutu pendidikan.
3.
Untuk Instalasi Pendidikan agar melengkapi semua sarana
dan prasarana kesehatan sehingga dalam praktek siswa dapat mengenal alat-alat
kesehatan dengan jelas, kshususnya alat-alat yang digunakan dalam pemberian
tindakan pada penderita infeksi saluran pernafasan akut.
4.
Khususnya untuk staf pengajar dan pembimbing diharapkan
dapat memberikan ilmu kesehatan sesuai kemajuan zaman sehingga dapat memberntuk
siswa dan siswi yang berkualitas.
5.
Untuk Ruang Bougenville, khususnya bagi penderita infeksi
saluran pernafasan akut diberikan ruangan tersendiri dan perawatan indikasi
sesuai prosedur agar lenih terpantau dalam proses keperawatan.
6.
Untuk perawat dan tenaga medis khususnya agar
meningkatkan keprofesionalisme dalam bekerja.
7.
Untuk adik kelas, belajarlah yang rajin untuk menghadapi
kompetisi yag semakin ketat di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
·
Lo
Re, Vincent. 2004. Hot Topics: Infectious Disease. Philadelphia.The Curtis
Center.
http://www.clevelandclinic.com.
http://www.clevelandclinic.com.
·
Arif
Mansjoer,dkk. 2004. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: Media Aesculapius.
·
Slaven,Ellen.
2007. “INFECTIOUS DISEASES”. North America. The
McGraw-Hill Companies.
McGraw-Hill Companies.
·
Ngastiyah,
(2005), Perawatan Anak Sakit , Edisi Kedua, EGC, Jakarta
·
DepKes
RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.
·
Doenges,
Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien
artikel yang sangat menarik dan bermanfaat, makasih banyak...
BalasHapushttp://www.tokoobatku.com/obat-herbal-penyakit-sinusitis/
BalasHapusArtikelnya sangat menarik , dan setelah saya baca cukup bagus .. saya suka dengan artikel yang anda tulis ..dan saya juga ingin meminta ijin untuk menempelkan link kesehatan seputar penyakit maag . terimakasih
Makanan Yang Baik Untuk Penderita Maag Kronis
Apakah Penyakit Maag Kronis Bisa Disembuhkan
Pantangan Makanan Untuk Penderita Maag kronis
Apa Bahaya Penyakit Maag Kronis
Ciri Ciri Orang Terkena Penyakit Maag Kronis
Thank you for the information gan, may be useful for all of us.
BalasHapusGreetings from us:
Links We wish Beneficial For Information About Health.
Obat Tradisional Kanker Paru Paru
Obat Tradisional Kanker Hati
Cara Mengobati Paru Paru Basah Secara Tradisional
Obat Darah Tinggi Terbaik
Cara Mengobati Migren Terbaik
Cara Mengobati Penyakit Ginjal
We Wait Further Information gan ....
This information was amazing the visitors.
BalasHapusAhlinya Obat Migren
Pengobatan Alternatif Tuba Falopi Tersumbat
Cara Alami Mengobati Hipertiroid Paling Ampuh
Cara Alami Menyuburkan Kandungan Agar Cepat Hamil
Pengobatan Tradisional Radang Lambung
Excellent information and very useful gan. Greetings from us.
BalasHapuswe are waiting for further information.
Obat Herbal Diabetes atau Gula Darah (Glukosa) Tinggi yang Ampuh
Cara Mengatasi Telapak Kaki dan Tangan Sering Berkeringat
Penyebab, Gejala, Cara Mencegah dan Mengobati Asma Secara Alami
Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar Yang Harus Diketahui
Thanks a bunch for sharing information on Acute Respiratory Infection, this is information that is very vital in creating awareness on various health complications. The good thing is that there is nursing care for such a health crisis. Rectangular LED Mirror Its a privilege that you did share with us.
BalasHapusThank you for the news may be useful for our success
BalasHapusbakteri penyebab paru basah
batuk berdahak
obat ampuh neuropati
BalasHapusThe information is interesting, do not forget to update and hold yes
Cara-Menghilangkan-Panu-Secara-Efektif-dengan-Obat-Panu-Herbal
Obat-Tradisional-Batuk-Berdarah-(Hemoptisis)-Herbal-yang-Ampuh
Penyebab-utama-Penyakit-Tukak-Lambung-dan-pengobatannya
Tahukah anda bahwa hewan laut bernama teripang emas ternyata memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan diantaranya adalah mampu dijadikan Obat Infeksi Pencernaan, Obat Bopeng, Obat Keloid, Obat Infeksi Paru paru, Obat Kusta Alami hal tersebut bukan tanpa bukti melainkan telah banyak orang yang meraskan khasiat dan manfaat luar biasanya.
BalasHapusThe article you create a very attractive and its contents neatly,
BalasHapusCara Ampuh Mengobati Penyakit Gondok Tanpa Operasi Yang Alami
Cara alami mengatasi penyakit Sindrom Guillain-Barré dengan obat herbal
Cara Supaya Tidak Merasakan Sakit Saat Berhubungan Seksual
Agen Resmi Jelly Gamat QnC kota tasikmalaya
This post is so very useful thank you
BalasHapusObat Kanker Kolorektal Herbal
Obat Herbal Sembuhkan Retinopati Diabetik
Obat Tradisional Untuk Menyembuhkan Infeksi Rahim
Cara Menyembuhkan Telinga Berair Secara Alami
Solusi Ampuh Mengatasi Masuk Angin Bagi Penderita Diabetes
Great article and very useful, also visit my website.
BalasHapusgreetings.
Cara Ampuh Mengobati Penyakit Diabetes Tipe 1 Secara Alami Sampai Sembuh Total
Obat Diabetes Tipe 1 Tradisional Terbaik 100% Alami MANJUR
Obat Diabetes Tipe 2 Tradisional Terbaik 100% Alami MANJUR
Cara Menghilangkan Benjolan Di Bibir Vagina Secara Secara Alami
Cara Meningkatkan Kadar Hemoglobin Dalam Darah
Thanks for the information, this is really very useful. Awaited further information
BalasHapusCara Ampuh Mengobati Penyakit Difteri Secara Alami Sampai Sembuh Total
Obat Difteri Tradisional Terbaik 100% Alami MANJUR
Cara Menyembuhkan Penyakit Jantung Bengkak dengan Obat Herbal
This morning delighted because it has been presented with a great sites thanks .
BalasHapusObat Jerawat Batu Tradisional
Penyebab Penyakit Jengger Ayam Dan Cara Pengobatannya
Cara Mengobati Benjolan Di Belakang Telinga
Obat Sinusitis Alami
Cara Menyembuhkan Turun Berok Secara Alami
Your information is very interesting and useful, thanks for posting, success continues Gan!
BalasHapusObat Vagina Bengkak Gatal Herbal Terbaik
Obat Asam Lambung Terbaik di Apotek No. 1 di Indonesia 100% Alami
Cara Paling Ampuh Mengatasi Asam Lambung (GERD) Berlebihan, Naik & Tinggi Sampai Tuntas
8 Makanan Penyebab Asam Lambung naik Wajib DIhindari
Khasiat Luar Biasa Kunyit Bagi Penderita Penyakit Asam Lambung tinggi
Awas!! Penyakit Asam Lambung, Pelan Tapi Mematikan
Thanks for the information you have provided, it is helpful. Please fix it again and do not forget to keep updating!
BalasHapusTanaman Obat Herbal Untuk Menyembuhkan Kencing Batu
Obat Batu Empedu Terbaik Ampuh Tanpa Operasi
Cara Ampuh Menghancurkan Batu Empedu Tanpa Operasi
Rambut Jagung Bisa Meluruhkan Batu Empedu
Khasiat Luar Biasa Kunyit Bagi Penderita Penyakit Asam Lambung tinggi
Cara Mengobati Ruam Kulit Disertai Rasa Gatal Secara Alami
The information you share is helpful, if you can fix it again for better.
BalasHapusAgen Resmi QnC Jelly Gamat Bandar Lampung
Obat Herbal QnC Jelly Gamat Asli Tasikmalaya
Obat Tradisional Hipertensi Herbal Manjur 100% Alami
the information you share is very useful
BalasHapusHighly awaited other latest news
obat migrain tradisional
jantung rematik pada anak
obat tradisional ablasio retina
Information is very useful and can add insight, happy to be on your page, thanks to the information you shared. This is very useful. Good luck always!!
BalasHapusCara Mengatasi Badan Pegal Linu Secara Alami
Obat Herbal Miom Dan Kista Terbukti Ampuh
Cara Mengatasi Sakit Lambung Sebelah Kiri Secara Alami
Cara Menghilangkan Benjolan Kecil Di Punggung Tanpa Operasi
Kutil Kemaluan Wanita dan Cara Mengobatinya Secara Alami
Not surprisingly, these sites always provide the latest information thanks .
BalasHapusObat Tradisional Untuk Menyembuhkan Mata Katarak Tanpa Operasi
Obat Tradisional Infeksi Usus Yang Ampuh
Obat Tradisional Nyeri Saat Buang Air Kecil
Cara Ampuh Mengatasi Darah Kental Secara Alami
Bahaya Kista Payudara
Mana informasi terbarunya dari situs anda ??
BalasHapusSangat di tunggu informasi terbaru lainya ,, semoga sukses
Salute really with this one website, because it always presents very interesting information.
BalasHapusRamuan Herbal Usus Buntu
Kenali Ciri-Ciri Gejala Penyakit Asma
Cara Menghilangkan Bruntusan Di Wajah Secara Alami
Agen Jelly Gamat QNC Kota Semarang Jawa Tengah
Pengaruh Asam Urat Terhadap Pembentukan Batu Ginjal
Good Afternoon :-) Great website, I'm glad to be able to visit it. best regards.
BalasHapusCara Menyembuhkan Floaters Akibat Ablasi Retina Secara Alami
Cara Mengobati Pembengkakan Lambung Dengan Cepat
Obat Pneumonia Tradisional Paling Ampuh
Obat Efusi Pleura Paling Ampuh
Cara Mengobati Dispepsia Dengan Alami dan Cepat
Survivors move back with passion and joy? thank you for presenting the information once creative
BalasHapusObat Herbal Kencing Manis Paling Ampuh
Penyebab Mata Katarak Di Usia Muda Dan Cara Mengobatinya
Khasiat Jahe Merah Untuk Hipertensi
Bahaya Kesemutan Pada Kaki, Tangan Dan Kepala
Cara Alami Mengobati Sirosis Hati Terampuh
How are you gan !! The information that you share is very useful for us, and if we can improve it more so, more visitors interested in reading this artikell. And we also want to ask permission to provide information about health, which may be useful also for you.
BalasHapusCara Menyembuhkan Gondongan
Cara Mengatasi Kurap DI Kulit Kepala
Cara Mengobati Mata Silinder Sembuh Total
activity, highly awaited new information from this site
BalasHapusGood luck !!
obat radang ginjal tradisional
obat kulit berjamur tradisional
obat pengapuran tulang sendi herbal
Finally on this day can get the information again thank you for presenting it.
BalasHapusPantangan Penyakit Ambeien
Pengobatan Alami TBC Paru Yang Aman
Obat Alami Herpes Kulit Yang Ampuh
Cara Membuat Jus Apel Untuk Penderita Batu Empedu
Obat Alami Untuk Insomnia Kronis
http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-terlaris/
BalasHapushttp://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-cepat-dan-permanen/
http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-aman/
http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-aman-untuk-ibu-hamil/
http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-aman-bpom/
http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-yang-bagus-untuk-remaja/
http://www.antiacneliyoskin.com/cream-pencerah-wajah-terbaik/
an offer of information that is always in waiting by the visitors.
BalasHapusObat Hernia Paling Ampuh
Tanaman Obat Infeksi Paru-Paru
Gejala Awal Flu
Cara Mengatasi Anemia/Kurang Darah Secara Alami
Indit Sia Beul
BalasHapusObat Sinusitis
Zahra Herbal
The information I read is very interesting.
BalasHapusMakanan Pencegah Leukimia (Kanker Darah)
Pengobatan Alternatif Leukimia Terbaik
Walatra Squalene Softgel
Penyebab Pengapuran Sendi Dan Pengobatannya
this article is very interesting, so it makes the reader addicted to reread
BalasHapusBenarkah Mata Merah Bisa Menular Melalu Tatapan
Manfaat Daun Seledri Untuk Mengatasi Mata Minus
Perbedaan Kanker Hati Dan Tumor Hati
Mengapa Luka Diabetes Sulit Disembuhkan
Ciri-Ciri Infeksi Saluran Kencing Pada Pria
Try to keep us from ever bothering others, because self-study is more fun. success continues to make the article
BalasHapusCara Mengobati Mata Merah Dan Bengkak
Manfaat Jus Timun Dan Seledri Untuk Mata Minus
Nutrisi Yang Dibutuhkan Penderita Kanker Hati
Cara Mengobati Diabetes Dengan Daun Sirsak
The article you created is very easy to understand, Thank you good article
BalasHapushttp://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/
http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/
thanks for informations
BalasHapushttps://tokoherbalnesv.blogspot.com/
Always love the presentation of the information you present today.
BalasHapusObat Akromegali Alami
Obat Patah Tulang Alami
Obat Alami Infeksi Saluran Kencing
Obat Alami Kaki Pecah-Pecah
I always like articles that you make, and are very satisfying. I am proud
BalasHapusCara Mengobati Infreksi Lambung Secara Alami
I really like your article, hopefully you can share other interesting information
BalasHapusTanaman Obat Tumor Rahim
Gejala Tumor Hidung
Makanan Sehat Untuk Penderita Tumor Tulang
It was really a great information thanks for sharing.
BalasHapuscara menyembuhkan benjolan di kantung mata
The information you provide is very helpful and can also be used as an experience.
BalasHapusEssen Ikan Lele Paling Ampuh
Thank you for the good cooperation
BalasHapusUmpan Ikan Lele Paling Jitu
Your article is very petrified.
BalasHapusUmpan Ikan Nila Badot
Fishing is a very fun activity.
BalasHapusEssen Ikan Bawal Harian Paling Jitu