Kamis, 25 Oktober 2012

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sistem pelayanan kesehatan di Amerika sangat terpadu dan selalu mengalammi perubahan. Banyak variasi pelayanan yang tersedia dari berbagai disiplin kesehatan profesional, tetapi untuk memperoleh pelayanan tersebut sangat sulit untuk kalangan yang mempunyai asuransi pelayanan kesehatan yang terbatas. Sedangkan, mereka yang tidak mempunyai asuransi sering datang pada saat penyakit telah bertambah berat, sehingga membutuhkan biaya yang lebih mahal. Perkembangan teknologi dan pengobatan baru yang terus berlangsung menyebabkan masa perawatan (length of stay, LOS) menjadi lebih singkat dan berdampak pada biaya pelayanan kesehatan yang juga menjadi meningkat. Akibatnya, institusi pelayanan kesehatan menjadiken pelayanan kesehatan lebih sebagai suatu bisnis daripada sebagai suatu organisasi pelayanan. Tantangan pelayanan bagi penyelenggara pelayanan kesehatan adalah mengurangi biaya pelayanan kesehatan dengan tetap menyediakan perawatan berkualitas tinggi untuk kliennya. Penyelenggara pelayanan kesehatan memulangkan klien lebih cepat dari rumah sakit, sehingga lebih banyak klien yang membutuhkan perawatan rumah atau pelayanan rumah. Biasanya keluarga menyediakan perawatan untukk orang yang mereka sayangi dirumah. Perawat juga menghadapi tantangan yang signifikan untuk mencegah terjadinya celah dalam pelayanan kesehatan pada berbagai jenis tempat pelayanan kesehatan, sehingga individu tetap sehat dan sejahtera dalam rumah dan komunitas mereka.
Keperawatan adalah suatu disiplin pelayanan. Nilai-nilai profesi keperawatan bertujuan menolong orang mendapatkan kembali, mengelola, atau memperbaiki kesehatan; mencegah penyakit; serta memperoleh kenyamanan dan kepercayaan diri. Sistem pelayanan kssehatan pada era milenium ini lebih berorientasi pada bisnis daripada pelayanan karena adanya keinginan untuk menghemat biaya. Keperawatan terus memimpin perubahan dan menjaga nilai dalam perawatan klien serta menghadapi tantangan terhadap adanya peran dan tanggung jawab yang baru.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.

B.    SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Keberhasilan sistem pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.
1.    Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2.    Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3.    Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
4.    Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
5.    Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
6.    Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

C.    TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan lesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a.    Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan.
Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b.    Specific Protection (perlindungan khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
c.    Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.

D.    LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan. Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
a.    Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi. “Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.
b.    Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas, fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).
c.    Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya. Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple, AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
d.    Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.

E.    LINGKUP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat 3 bentuk, yaitu:
1.    Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
2.    Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
3.    Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua.  Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.
F.    PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar & rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan. Pada tingkat pelayanan dasar dilakukan di lingkup puskesmas dengan pendekatan askep keluarga dan komunitas yang berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan, diantaranya mengenal masalah kesehatan secara dini, mengambil keputusan, menanggulangi keadaan darurat, memberikan pelayanan dasar pada anggota keluarga yang sakit serta memodifikasi lingkungan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan askep pada ruang atau lingkup rujukannya, seperti: asuhan keperawatan anak, askep jiwa, askep medikal bedah, askep maternitas, askep gawat darurat, dan sebagainya.

G.    FAKTOR YG MEMPENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN
Dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak segalanya tercapai sasaran, akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk mengetahui masalah yang ditimbulkannya. Pelaksanaan pelayanan kesehatan juga akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.    Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru
Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu pngetahuan dan teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakkit yang sulit dapat digunakan penggunaan alat seperti laser, terapi perubahan gen dan lain-lain. Berdasarkan itu, maka pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan pelayanan akan lebih profesional dan butuh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidng tertentu.
2.    Pergeseran Nilai Masyarakat
Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh nilai yang ada dimasyarakat sebagai penggunaan jasa pelayanan, dimana dengan beragamnya masyarakat, maka dapat menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda. Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.
3.    Aspek Legal dan Etik
Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntutan hukum da etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai-nilai hukum dan etika yang ada dimasyarakat.
4.    Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi di masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, maka akan sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam sistem pelayanan kesehatan.
5.    Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem pelayanan.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga, lingkup dan faktor yang mempengaruhi dalam terlaksananya sistem pelayanan kesehatan tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

•    Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta.
•    Perry, Potter. 2009. Fundamental Keperawatan,Buku 1, Edisi 7. Salemba Medika: Jakarta.
•    Potter,Patricia.Perry,Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Volume 1. EGC: Jakarta
•    Muharram,Aziz Rizky. 2009. Sistem Pelayanan Kesehatan. http://laskargaluh.blogspot.com/2009/10/sistem-pelayanan-kesehatan.html

Rabu, 23 Mei 2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile illness), dengue fever, dengue haemorrhagic fever (DHF) dan dengue shock syndrome (DDS); yang terakhir dengan mortalitas tiggi yang disebabkan renjatan dan perdarahan hebat. Gambaran manifestasi klinis yang bervariasi ini dapat disamakan dengan sebuah gunung es. Dhf dan DDS sebagai kasus-kasus yang dirawat di rumah sakkit merupakan puncak gunung es yang kelihatan diatas permukaan laut, sedangkan kasus-kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue infection) merupakan dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai di rumah sakit, telah terjadi 150 – 200 kasus silent dengue infection.
DBD masih merupakan penyakit yang sering menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat, karena selain sering menimbulkan KLB, tingkat kematiannya cukup tinggi, terutama apabila pengobatan terhadap penderita  terlambat dilakukan dan penderita sudah dalam keadaan shock.
Masih banyaknya kasus DHF yang ada dimasyarakat itulah yang mendorong penulis untuk meyusun asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis DHF di Rumah Sakit Tk. II Dr Soedjono Magelang.

1.2     Tujuan
1.2.1   Tujuan Umum
Mahasiswa mampu malakukan pengkajian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan Debgeu Haemoragic Fever (DHF).
1.2.2   Tujuan Khusus
a)    Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit Dengue Hamoragic Fever (DHF)
b)   Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan keperawatan
c)    Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan keperawatan.
d)   Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada psien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan keperawatan.
e)    Mahasiswa mampu mengimplementasikan intervensi pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan keperawatan.
f)    Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan keperawatan.



BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

2.2 Etiologi
§  Virus dengue sejenis arbovirus.
§  Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.
Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.

2.3 Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

2.4 Manifestasi Klinis
§  Demam tinggi selama 5 – 7 hari
§  Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
§  Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
§  Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
§  Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
§  Sakit kepala.
§  Pembengkakan sekitar mata.
§  Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
§  Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

2.5 Pemeriksaan Penunjang
Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari meningginya nilai hematokrit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa konvalesen.
Ditemukannya 2 atau 3 patokan klinis pertama dissertai trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DHF. Dengan patokan ini 87% penderita yang tersangka DHF ternyata diagnosisnya tepat, yang dibuktikan oleh pemeriksaan serologis dan dapat dihindari dibuatnya diagnosis berlebihan.
Telah diterangkan bahwa manifestasi perdarahan yang paling sering ditemukan pada DHF ialah perdarahan kulit, uji torniquet positif, memar dan perdarahan pada tempat pengambilan darah ven. Petekia halus yang tersebar di anggota gerak, muka, aksila seringkali ditemukan pada masa dini demam. Harus diingat juga bahwa perdarahan dapat terjadi di setiap organ tubuh. Epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang dijumpai, sedangkan perdarahan saluran pencernaan hebat lebih jarang lagi dan biasanya timbul setelah renjatan yang tidak dapat diatasi. Perdarahan lain seperti perdarahan subkonungtiva; kadang-kadang ditemukan. Pada masa konvalen seringkali ditemukan eritema pada telapak tanngan atau telapak kaki.
Tanda-tanda yang sering ditemukan pada pemeriksaan darah adalah penurunan trombosit, hemoglobin meningkat lebih dari 20%, hematokrit meningkat lebih dari 20%, leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3, protein darah rendah, ureum Ph bisa meningkat, natrium dan klorida rendah.
Sedangkan pada pemeriksaan serologi (hemaglutination inhibition test) dapat ditemukan efusi pleura melalui pemeriksaan rontgen thorax, dan uji torniquet positif.

2.6 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
§  Perdarahan luas
§  Shock atau renjatan
§  Effuse pleura
§  Penurunan kesadaran

2.7 Klasifikasi
a)      Derajat I  
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b)      Derajat II
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c)      Derajat III
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d)      Derajat IV
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

2.8 Diagnosa Keperawatan
Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data didapatkan, kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF diantaranya:
a)      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
b)      Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
c)      Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmmpuan menelan makanan.
d)     Risiko perdarahan berhubungan dengan kolgulopati inheren (trombositopenia).

2.9 Intervensi
Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan :
a)      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
Tujuan  : gangguan volume cairan dapat teratasi.
Kriteria hasil     : 
§  Tanda-tanda vital tetap stabil
§  Warna kulit dan suhu normal
§  Volume cairan tetap adekuat
Intervensi         :
§  Pantau dan catat tanda-tanda vital
R/ Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengidentifikasikan kekurangan volume cairan atau ketidakseimbagan elektrolit.
§  Kaji turgor kulit dan membran mukosa mulut
R/ untuk memeriksa dehidrasi.
§  Ukur asupan dan haluaran pasien (balance cairan)
R/ untuk memeriksa dhidrasi.
§  Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis.
R/ untuk mencegah vasodilatasi, trkumpulnya darah di ekstremitas, dan berkurangnya volume darah sirkulasi.
§  Instruksikan kepada pasien untuk tidak duduk atau berdiri jika sirkulasi terganggu.
R/ untuk menghindari hipotensi ortostatik dan kemungkinan sinkop.
§  Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan cairan (minum) banyak.
R/ untuk mengganti mengganti cairan dan kehilangan darah serta mempermudah pergerakan cairan ke dalam ruang intravaskular.

b)      Hipertermia berhubungan dengan penyakit.
Tujuan  : hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil     :
§  Suhu tetap normal
§  Tidak terjadi kejang
Intervensi        :
§  Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
R/ untuk meyakinkan perbandingan data yang akurat.
§  Berikan kompres dingin pada aksila dan dahi, seka dengan air hangat
R/ untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan temperatur tubuh.
§  Anjurkan pasien untuk minum sebanyak mungkin air jika tidak dikontraindikasikan.
R/ untuk menghindari kehilanggan air, natrium klorida dan kalium yang berlebihan. Mengatasi dehidrasi.
§  Kolaborasi pemberian antipiretik.
R/ untuk menurunkan demam.

c)      Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmmpuan menelan makanan.
Tujuan  : gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil     :
§  Intake nutrisi klien meningkat.
Intervensi         :
§  Observasi dan catat asupan pasien.
R/ untuk mengkaji zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan
§  Tawarkan suplemen tinggi protein dan  tinggi kalori
R/ untuk mencegah kerusakan protein tubuh dan memberikan kalori energi.
§  Beri klien makan dalam keadaan hangat.
R/ untuk meningkatkan nafsu makan klien.
§  Anjurkan kepada keluarga klien untuk menyediakan makanan kesukaan klien.
R/ untuk meningkatkan nafsu makan klien.
§  Anjurkan kepada keluarga pasien untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi sering
R/ untuk meningkatkan asimilasi
§  Kolaborasi dengan dokter dalam memberi therapi antiemetik.
R/ untuk meningkatkan asimilasi.
§  Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
R/ untuk menentukan diit yang tepat bagi klien.

d)     Risiko perdarahan berhubungan dengan kolgulopati inheren (trombositopenia).
Tujuan  : perdarahan tidak terjadi
Kriteria hasil     :
§  Trombosit dalam batas normal
Intervensi         :
§  Kaji adanya perdarahan
R/ untuk mengetahui adaya tanda-tanda perdarahan
§  Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, dan respirasi)
R/ untuk mengetahui stabilitas keadaan klien berhubungan dengan tanda perdarahan
§  Antisipasi terjadinya perlukaan atau perdarahan
R/ untuk mengurangi risiko terjadinya perdarahan
§  Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien
§  Kolaborasi dengan laboran untuk memonitor hasil pemeriksaan darah (trombosit)
R/ untuk memantau kadar trombosit klien.





BAB III
RESUME KASUS

An. D(6)masuk rumah sakit diantar oleh keluarganya pada tanggal 9 Mei 2012 tinggal di Magelang Jl. Oerip Soemohardjo Blok H-12 keseharianya sebagai Pelajar dan beragama islam masuk di bangsal flamboyan dengan nomor Rekam Medis 23.0046.0069 saat masuk rumah sakit suhu badan An D panas dengan suhu 39°C, Ibu klien mengatakan klien panas 5 hari, badan teraba hangat, dan kulit kemerahan. Klien BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek. Klien mengatakan tidak nafsu makan. Uji torniquet (+).Ibu klien mengatakan klien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.menurut Ibu klien keluarga tidak ada yag menderita penyakit menular, tetapi nenek klien menderita hipertensi.ibu klien mengatakan An D  alergi terhadap udang, pada saat ini Nadi 120x/menit, RR 26x/menit, Suhu 39°C, TB 120 cm, BB 25 kg, IMT 17,36
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien BAB 1x sehari dengan konsistensi padat dan bau khas. BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih dan bau khas. Keluarga klien mengatakan selama sakit BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 3x sehari. Menurut keluarga klien sebelum sakit klien makan 3X sehari dengan porsi cukup dan minum 4X sehari (@200 cc).Saat sakit klien makan 3x sehari hanya menghabiskan 1/3 porsi makan dari RS dan minum sedikit. Klien mengatakan tidak nafsu makan dan sulit menelan.Ibu klien mengatakan BB klien turun 5 kg, dengan berat badan sebelum sakit 30 kg.
Orang tua klien merasa cemas terhadap penyakit yang dialami anaknya. Klien mengatakan takut akan penyakitnya. Ibu klien terlihat cemas dan selalu menunggui klien, Ibu klien mengatakan sbelum sakit klien tidur 9 jam sehari dan nyenyak dan saat sakit tidur menjadi 7 jam sehari.Klien mengatakan tidur tidak nyenyak.Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien aktif bermain dan bersekolah.Klien mengatakan saat sakit tidak bisa bermain dengan teman dan tidak berangkat ke sekolah,Saat malam hari klien terlihat tidak bisa tidur dan sering terbangun. Ibu klien memahami penyakit anaknya setelah mendapat penjelasan dari dokter. Hubungan klien dengan keluarga baik terlihat dari banyaknya keluarga dan teman klien serta teman orang tua klien yang datang menjenguk.Klien belum mengalami menstruasi. Ibu klien mengatakan selalu menemani klien karena klien takkut akan penyakitnya. Ibu klien mengatakan sebelum klien sakit, klien sering diajak mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di daerahnya setiap 1 minggu sekali. Saat sakit klien diajarkan oleh orang tua untuk berdoa meminta kesembuhan. Tersedia selimut untuk mengatasi cuaca dingin. Disamping klien terdapat guling untuk menjaga agar kien tidak jatuh.
Klien mengatakan sakit di perut bagian ulu hati, seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 7. Klien mengatakan nyeri sering hilang dan timbul. Klien juga mengatakan tenggorokan sakit untuk menelan. Ibu klien mengatakan sejak klien lahir tidak terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
An D nampak lemah kesadaran compos mentis,pada bagian kepala dan leher tidak ada post trauma,rambut lurus dan berwarna hitam kecoklatan,distribusi rambut merata.mata klien normal masih bisa menanggapi rangsang cahaya dan tidak terdapat skler,telinga klien bersih tidah terdapat serumen,tidak terpasang alat bantu pernafasan dan tidak nampak cuping hidung,tidak ada gangguan atau luka pada bibir tetapi tampak kering,tidak ada gangguan pada leher
Pada pemeriksaan leher tidak terdapat  pembesaran kelenjar tiroid. Pada paru paru dan jantung normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil peristaltik usus 15x/menit kulit elastis. Ekstremitas atas terpasang infus RL 20 tpm. Pada pemeriksaan ekstremitas bawah tidak terdapat edema, akral dingin, kekuatan otot lemah.
Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium tanggal 10 Mei 2012 didapatkan hasil trombosit: 98.10 mm3, hemoglobin 18,3 g/dl, hematokrit 62,1 L%, leukosit 2,5.103/mm3.
Terapi yang diberikan pada tanggal 1o Mei 2012 adalah infus RL 20 tpm, ceftriaxin (IV) 2x0,1 mg, paracetamol (oral) 3x125 mg, dan domperidone (oral) diminum saat mual.

BAB IV
TINJAUAN KASUS

Kelompok                : Kelompok stase anak
Semester/tingkat      : II/ I
Tempat praktek        : RST Tk. II Dr Soedjono
Tanggal pengkajian: 10 Mei 2012

A.    DATA UMUM
1.      Nama inisial klien            : An. D
2.      Umur                               : 6 tahun
3.      Alamat                            : Jl. Oerip Soemohardjo Blok H-12 Magelang
4.      Pekerjaan                         : Pelajar
5.      Agama                             : Islam
6.      Tanggal masuk RS/RB    : 9 Mei 2012
7.      Nomor Rekam Medis      : 23.0046.0069
8.      Bangsal                           : Bangsal Flamboyan

Riwayat Kesehatan Umum/ Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
§  Informan       : orang tua klien
§  Alasan masuk RS      :
     klien panas 5 hari (suhu: 39°C)

§  Riwayat Penyakit Sekarang:
Ibu klien mengatakan klien panas 5 hari dengan suhu 39°C, badan teraba hangat, dan kulit kemerahan. Klien BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek. Klien mengatakan tidak nafsu makan. Uji torniquet (+).
§  Riwayat Penyakit Dahulu:
Ibu klien mengatakan klien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

§  Riwayat Penyakit Keluarga:
Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yag menderita penyakit menular, tetapii nenek klien menderita hipertensi.

§  Alergi            : makanan, jenis: udang
§  Vital Sign      : Nadi 120x/menit, RR 26x/menit, Suhu 39°C, TB 120 cm, BB 25 kg, IMT 17,36

B.     PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
1.      Health Promotion
Klien mengatakan bellum memahami tentang kesehatan karena klien masih kecil.
2.      Nutrition
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien makan 3X sehari dengan porsi cukup dan minum 4X sehari (@200 cc). Saat sakit klien makan 3x sehari hanya menghabiskan 1/3 porsi makan dari RS dan minum sedikit.  Klien mengatakan tidak nafsu makan dan sulit menelan. Ibu klien mengatakan BB klien turun 5 kg, dengan berat badan sebelum sakit 30 kg.
Klien terlihat menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan dari RS. Bb klien saat sakit: 25 kg
3.      Elimination
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien BAB 1x sehari dengan konsistensi padat dan bau khas. BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih dan bau khas. Keluarga klien mengatakan selama sakit BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 3x sehari.
Klien BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek, bau khas, dan tidak terdapat lendir. Klien BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih, bau khas.
4.      Activity/Rest
Ibu klien mengatakan sbelum sakit klien tidur 9 jam sehari dan nyenyak dan saat sakit tidur menjadi 7 jam sehari. Klien mengatakan tidur tidak nyenyak. Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien aktif bermain dan bersekolah. Klien mengatakan saat sakit tidak bisa bermain dengan teman dan tidak berangkat ke sekolah.
Saat malam hari klien terlihat tidak bisa tidur dan sering terbangun.
5.      Perception
Ibu klien memahami penyakit anaknya setelah mendapat penjelasan dari dokter.
6.      Self Perception
Orang tua klien merasa cemas terhadap penyakit yang dialami anaknya. Klien mengatakan takut akan penyakitnya. Ibu klien terlihat cemas dan selalu menunggui klien,
7.      Role Relationship
Hubungan klien dengan keluarga baik terlihat dari banyaknya keluarga dan teman klien serta teman orang tua klien yang datang menjenguk.
8.      Sexulity
Klien belum mengalami menstruasi.
9.      Coping/stres Tolerance
Ibu klien mengatakan selalu menemani klien karena klien takkut akan penyakitnya.
10.  Life Principle
Ibu klien mengatakan sebelum klien sakit, klien sering diajak mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di daerahnya setiap 1 minggu sekali. Saat sakit klien diajarkan oleh orang tua untuk berdoa meminta kesembuhan.
11.  Safety/Protection
Tersedia selimut untuk mengatasi cuaca dingin. Disamping klien terdapat guling untuk menjaga agar kien tidak jatuh.
12.  Comfort
Klien mengatakan sakit di perut bagian ulu hati, seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 7. Klien mengatakan nyeri sering hilang dan timbul. Klien juga mengatakan tenggorokan sakit untuk menelan.
13.  Growth/Development
Ibu klien mengatakan sejak klien lahir tidak terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

C.    PEMERIKSAAN FISIK UMUM
1.      Kesadaran umum                                    : Lemah
2.      Kesadaran                                               : Compos mentis
3.      Kepala dan leher                                    
a)      Bagian kepala atas
§  Hematom/post trauma          : tidak ada
§  Tipe rambut                          : lurus
§  Distribusi rambut                  : merata
§  Warna rambut                       : hitam kecoklatan
b)      Mata
§  Pupil isokor                           : ya
§  Reflek cahaya                       : (+/+)
§  Sklera ikterik                        : Tidak
§  Conjungtiva anemis              : (-/-)
c)      Telinga
§  Cerumen                               : tidak ada
d)     Hidung
§  Nafas cuping hidung            : tidak
§  Terpasang alat bantu nafas : tidak
e)      Bibir dan mulut
§  Sianosis                                 : tidak
§  Sariawan                               : tidak
§  Mukosa bibir                         : kering
f)       Leher
§  Pembesaran kelenjar tiroid   : tidak
§  Limfonodi (kelenjar limfe)       : tidak
4.      Thorax          :
a)      Pre-kordium
§  Inspeksi
-    Ictus cordis terlihat di intercosta 4-5            : tidak 
§  Palpasi
-    Ictus cordis teraba di intercosta 4-5  : ya
§  Perkusi
-    Redup (nomal)                                   : ya
§  Auskultasi
-    Bising jantung                                    : tidak
-    Bunyi S1 (lup) dan S2 (dup)              : ada
b)      Pulmonal
§  Inspeksi
-    Retraksi                                              : tidak
-    Simetris janan dan kiri                       : ya
-    Ekspansi dada kanan dan kiri sama   : ya
§  Palpasi
-    Krepitasi                                             : tidak
-    Vocal fremitus kanan dan kiri sama   : ya
§  Perkusi
-    Sonor                                                  : ya
§  Auskultasi
-    Wheezing/mengi                                : tidak
-    Ronchi                                                : tidak
-    Vesikuler                                            : ya
5.      Abdomen     :
a)      Inspeksi
§  Datar                                                   : ya
b)      Auskultasi
§  Peristaltik                                            : 15x/menit
c)      Palpasi
§  Massa                                                  : tidak ada
§  Turgor kulit                                         : elastis
§  Nyeri tekan di lapang abdomen          : ada
d)     Perkusi
§  Timpani                                                 : tidak
6.      Ekstremitas 
a)      Superior (atas):
§  Edema                                                 : tidak ada
§  Nadi radialis                                       : 120x/menit
§  Palmar                                                 : kemerahan
§  Kekuatan otot                                     : lemah
§  CRT (capilary refill time) <3detik      : ya
§  Refleks fisiologis bisep/trisep             : (+/+)
§  Refleks patologis                                : (+/+)
§  Deformitas                                          : tidak ada
§  Terpasang infus                                   : ya
-    Jenis infus                                        : RL (Ringer Lactat)
-    Faktor tetesan                                  : 20 tpm
-    Kemerahan diatas area infus            : tidak
b)      Inferior (bawah):
§  Edema                                                 : tidak ada
§  Akral                                                   : dingin
§  Kekuatan otot                                     : lemah
§  Refleks patela                                     : (+/+)
§  Refleks patologis                                : (+/+)
7.      Pengkajian Nutrisi
Hari/tanggal : Kamis/ 10 Mei 2012
a)      A (Antropometri)                            
§  BB                                        : 25 kg
§  TB                                         : 120 cm
§  IMT                                      : 17,36
b)      B (Biochemical)
§   Trombosit: 98.103/mm3 (kurang dari normal)
§   Hemoglobin: 18,3 g/dL (lebih dari normal)
§   Hematokrit: 62,1 L% (lebih dari normal)
§   Leukosit: 2,5.10/mm3 (kurang dari normal)
c)      C (Clinical)
§  Rambut: distribusi merata, warna hitam kecoklatan
§  Turgor kulit: elastis, teraba hangat dan terlihat kemerahan
§  Mukosa bibir: kering
§  Conjungtiva tidak anemis
d)     D (Diet)
§  Diet selama di sumah sakit adalah bubur, roti dan buah jambu biji.
e)      E (Energy)
Aktivitas klien selama di rumah sakit dibantu oleh keluarga.
f)       F (Factor)
Klien dirawat karena panas selama 5 hari dengan suhu 39°C. Setelah dilakukan pemeriksaan ditetapkan diagnosa medis klien adalah DHF.

D.    DATA LABORATORIUM ABNORMAL
Tanggal/jam
Jenis Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Interpretasi
10 Mei 2012
Trombosit
98.103/mm3
Kurang dari normal
Hemoglobin
18,3 g/dL
Lebih dari normal
Hematokrit
62,1 L%
Lebih dari normal
Leukosit
2,5.103/mm3
Kurang dari normal




E.     TERAPI YANG DIBERIKAN
Tanggal/jam
Jenis Terapi
Rute Terapi
Dosis
Indikasi
10 Mei 2012
RL
IV
20 tpm
Dehidrasi
Ceftriaxin
IV
2x0,1 mg
antibiotik
Paracetamol
oral
3x125 mg
Antipiretik
Domperidone
Oral
(saat mual)









ANALISA DATA

Nama inisial klien  : An. D                        Diagnosa Medis  : DHF
No. Rekam Medis  : 23.0046.0069            Bangsal                : Flamboyan
Tanggal dan Jam
Data
Data Subyektif
Data Obyektif
10 Mei 2012

09.00 WIB
§  Ibu klien mengatakan klien panas 5 hari dengan suhu 39°C.
§  Ibu klien mengatakan badan klien teraba hangat dan berwarna kemerahan.
§  Keluarga klien mengatakan klien BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih, bau khas.
§  Keluarga lien mengatakan saat sakit klien makan 3x sehari, hanya menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan rumah sakit
§  Klien mengatakan tidak nafsu makan dan sulit menelan
§  Keluarga klien mengatakan klien BAB 3x sehari, onsistensii lembek
§  Ibu klien mengataan BB klien turun 5 kg.
§  Suhu: 39°C
§  Nadi: 120x/menit
§  RR: 26x/menit
§  Kulit klien teraba hangat
§  Kulit terlihat kemerahan
§  Klien BAB 3x sehari konsistensi lembek, bau khas, tidak terdapat lendir
§  BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih, bau khas
§  Mukosa bibir kering
§  Hematokrit: 62,1 L% (lebih dari normal)
§  Klien terlihat menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan dari RS
§  BB klien: 25 kg
§  TB klien; 120 cm
§  IMT: 17,36




DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama inisial klien              : An. D                                        Diagnosa Medis                          : DHF
No. Rekam Medis             : 23.0046.0069                            Bangsal                                       : Flamboyan
No.
Tanggal dan jam
Symptoms
Etiologi
Problem
Diagnosa
1.
10-05-2012
09.00 WIB
Data Subyektif:
§  Ibu klien mengatakan klien panas 5 hari dengan suhu 39°C
§  Ibu klien mengatakan badan klien teraba hangat dan berwarna kemerahan
Data Obyektif:
§  Suhu: 39°C
§  Nadi: 120x/menit
§  RR: 26 x/menit
§  Kulit klien teraba hangat
§  Kulit terlihat kemerahan
Penyakit
Hipertermia
Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2.
10-05-2012
09.15 WIB
Data Subyektif:
§  Keluarga klien mengatakan klien BAB 3x sehaari konsistensi lembek dan BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih, bau khas.
Data Obyektif
§  Klien BAB 3x sehari konsistensi lembek, bau khas, tidak terdapat lendir.
§  BAK 3x sehari engan warna kuning jernih, bau khas.
§  Mukosa bibir kering
§  Hematokrit: 62,1 L% (lebih dari normal)
Kehilangan cairan
Kekurangan volume cairan
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
3.
10-05-2012
09.30 WIB
Data Subyektif:
§  Keluarga klien mengatakan saat sakit klien makan 3x sehari, hanya menghabiskan 1/3 porsi makan dari RS
§  Klien mengatakan tidak nafsu makan dan sulit menelan
§  Keluarga klien mengatakan klien BAB 3x sehari, konsistensi lembek
§  Ibu klien mengatakan BB klien turun 5 kg.
Data Obyektif:
§  Klien terlihat menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan dari RS
§  Klien BAB 3x sehari konsistensi lembek, bau khas, tidak terdapat lendir
§  BB klien 25 kg, TB: 120 cm
§  IMT: 17,36
Ketidakmampuan menelan makanan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan.




DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

1.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuan tubuh berhubungan dengan ketdakmampuan menelan.
2.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
3.      Hipertermia berhubungan dengan penyakit.


RENCANA KEPERAWATAN
Nama inisial klien              : An. D                                        Diagnosa Medis                          : DHF
No. Rekam Medis             : 23.0046.0069                            Bangsal                                       : Flamboyan

No.
Tanggal/jam
Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil
(NOC)
Intervensi
(NIC)
Rasional
1.
10 Mei 2012
10.00 WIB
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pemenuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil:
§  Intake nutrisi meningkat
§  Observasi dan catat asupan pasien
§  Untuk mengkaji zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan
§  Tawarkan suplemen tinggi protein dan tinggi kalori
§  Untuk mencegah kerusakan protein tubuh dan memberikan kalori energi
§  Beri klien makan dalam keadaan hangat
§  Untuk menigkatkan nafsu makan
§  Anjurkan kepada keluarga klien untuk kmenyediakan makanan kesukaan klien
§  Untuk meningkatkan nafsu makan klien
§  Anjurkan kepada keluarga pasien untuk memberi makan segan porsi sedikit tapi sering
§  Untuk meningkatkan asimilasi
§  Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan antiemetik
§  Untuk meningkatkan asimilasi
§  Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet
§  Untuk menentukan diit yang tepat bagi klien.
2.
10 Mei 2012
10.00 WIB
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan volume cairan dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
§  Tanda-tanda vital tetap stabil
§  Warna kulit dan suhu normal
§  Volume caran tetap adekuat
§  Pantau dan catat tanda-tanda vital
§  Untuk mengidentifikasi adanya tanda-tanda kekurangan volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit


§  Kaji turgor kulit dan membran mukosa mulut
§  Untuk memeriksa dehidrasi
§  Ukur asupan dan haluaran pasien
§  Untuk memeriksa dehidrasi
§  Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis
§  Untuk mencegah vasodilatasi, terkumpulnya darah di ekstremitas, dan berkurangnya vollume darah sirkulasi
§  Instruksikan kepada pasien utuk idak duduk atau berdiri jika sirkulasi terganggu
§  Untuk menghindari hipotensi ortostatik dan kemungkinan sinkop



§  Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan cairan (minum) banyak
§  Untuk mengganti cairan dan kehilangan darah serta mempermudah pergerakan cairan ke dalam rung intravaskular.
3.

Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Setelh dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan hipertermia dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
§  Suhu tetap normal
§  Tidak terhadi kejang
§  Observasi tanda-tand vital terutama suhu tubuh
§  Untuk meyakinkan perbandingan data yang akurat




§  Berikan kompres dingin pada aksiladan dahi, ska dengan air hangat
§  Untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan temperatur tubuh
§  Anjurkan pasien untuk minum sebanyak mungkin air jika tidak dikontraindikasikan
§  Untuk mennghindari kehilangan air, natrium klorida dan kalium yang berlebihan. Mengatasi dehidrasi
§  Kolaborasi pemberian antipiretik
§  Untuk menurunkan demam.


IMPLEMENTASI

Nama inisial klien  : An. D                                                                                                        Diagnosa Medis   : DHF
No. Rekam Medis  : 23.0046.0069                                                                                            Bangsal    : Flamboyan

NO
TANGGAL/JAM
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
RESPON
(DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF)
PARAF
1.
10 Mei 2012 10.00 WIB
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
Melakukan observasi dan melakukan pencatatan asupan pada pasien
Keluarga klien mengatakan nafsu makan meningkat
Nafsu makan klien meningkat

Menawarkan suplemen tinggi protein dan tinggi kalori kepada pasien
Pasien dapat diajak bekerja sama dan menerima penawaran

Memberikan klien makanan dalam keadaan hangat
Pasien merespon baik dan merasakan enak dengan makanan dalam keadaan hangat

Menganjurkan kepada keluarga klien untuk menyediakan makanan kesukaan klien
Keluarga dapat menerima anjuran dan menerapkan guna meningkatkan dan menambah nutrisi dalam tubuh

Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk memberi makan segan porsi sedikit tetapi sering
Keluarga pasien dapat menagkap anjuran dari perawat dan paham akan ajuran tersebut

Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam memberikan antimetik
Kolaborasi terlaksana dengan baik dengan keputusan yang baik

Melakukan kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet
Pasien merasakan nyaman dengan hasil kolaborasi penentuan diet

2.



Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
Melakukan pemantauan dan mecatat tanda-tanda vital
Nadi: 120 x/menit
Suhu: 39°C
RR: 26x/menit

Melakukan pengkajian terhadap turgor kulit dan membran mukosa mulut
Mukosa bibir tampak kering dan turgor kulit pasien nampak elastis

Mengukur asupan dan haluaran pasien
Asupan pasien terukur

Menyelimuti pasien dengan kain yang tipis
Pasien dapat berkoordinasi dengan baik

Menginstruksi pasien untuk tidak duduk atau berdiri ketika sirkulasi terganggu
Pasien paham akan instruksi yang diberikan

Menganjurkan keluarga pasien untuk memberikan cairan(minum banyak)
Respon keluarga menaggapi dengan baik dan penuh perhatian

3.

Hipertermia  berhubungan dengan penyakit
Melakukan observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
Nadi: 120 x/menit
Suhu: 39°C
RR: 26x/menit

Memberikan kompres dingin pada aksiladan dahi, ska dengan air hangat
Pasien setuju dan meanggap dengan baik akan indakan yang dilakukan perawat

Menganjurkan pasien untuk minum sebanyak mungkin air jika tidak kontraindikasi
Pasien merespon baik dan ada timbal balik antara pasien dengan perawat tentang anjuran yang diberikan

Melakukan kolaborasi pemberian antipiretik
Pasien merasakan adanya kemajuan dengan antipiretik yang diberikan




EVALUASI
Nama inisial klien              : An. D                                        Diagnosa Medis                          : DHF
No. Rekam Medis             : 23.0046.0069                            Bangsal                                       : Flamboyan
No
Tanggal & jam
Diagnosa keperawatan
Respon
Paraf
1.
13 Mei 2012
10.00 WIB
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
S: keluarga pasien mengatakan nafsu makan klien bertambah, klien makan 3x sehari menghabiskan 1 porsi makan dari rumah sakit, BAB 1x sehari
O: klien terlihat makan 3x sehari menghabiskan 1 porsi makan rumah sakit, BB: 26 kg, IMT: 18,06
A: masalah teratasi sebagian
P: - observasi dan catat asupan klien
-   Beri klien makan dalam keadaan hangat
-   Anjurkan kepada keluarga klien untuk menyediakan makanan kesukaan klien
-   Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet

2.
13 Mei 2012
10.00 WIB
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilagan cairan
S: keluarga pasie mengatakan BAK 3X sehari, BAB 1X sehari
O: BAK 3X sehari dengan warna kuning jernih,   BAB 1x sehari dengan konsistensi padat dan bau khas. Mukosa bibir lembab
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
-       Pantau dan catat tanda-tanda vital
-       Kaji turgor kulit
-       Ukur asupan dan haluaran pasien
-       Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis

3.
13 MEI 2012
10.00 WIB
Hipertemia berhubungan dengan penyakitt
S: keluarga klien mengatakan kulit tidak kemerahan
O: suhu awal 39°C ,setelah di lakukan tindakan shu turun menjadi 36,5°C
A:masalah sudah teratasi
P:lanjutkan intervensi
-       Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh





DAFTAR PUSTAKA

§ Betz. L. Cecily.  1997. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. Alih bahasa Jan Tamboyang. Jakarta: EGC
§ Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak.FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. JIlid I. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI
§ Suriadi, Rita Y. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta: Fajar Interpratama
§ Wong Donna L. 1996. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Edisis 4. Jakarta: EGC
§ International,NANDA. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasfikasi 2009-2011. Alih bahasa Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar. Jakarta: EGC
§ Taylor,Cynthia M. 2010. Diagnosis Keperawatan: dengan rencana asuhan keperawatan. Alih bahasa:Eny Meiliya. Jakarta: EGC
§ Arif Mansjoer,dkk. 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.