MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem pelayanan kesehatan di Amerika sangat terpadu dan selalu mengalammi perubahan. Banyak variasi pelayanan yang tersedia dari berbagai disiplin kesehatan profesional, tetapi untuk memperoleh pelayanan tersebut sangat sulit untuk kalangan yang mempunyai asuransi pelayanan kesehatan yang terbatas. Sedangkan, mereka yang tidak mempunyai asuransi sering datang pada saat penyakit telah bertambah berat, sehingga membutuhkan biaya yang lebih mahal. Perkembangan teknologi dan pengobatan baru yang terus berlangsung menyebabkan masa perawatan (length of stay, LOS) menjadi lebih singkat dan berdampak pada biaya pelayanan kesehatan yang juga menjadi meningkat. Akibatnya, institusi pelayanan kesehatan menjadiken pelayanan kesehatan lebih sebagai suatu bisnis daripada sebagai suatu organisasi pelayanan. Tantangan pelayanan bagi penyelenggara pelayanan kesehatan adalah mengurangi biaya pelayanan kesehatan dengan tetap menyediakan perawatan berkualitas tinggi untuk kliennya. Penyelenggara pelayanan kesehatan memulangkan klien lebih cepat dari rumah sakit, sehingga lebih banyak klien yang membutuhkan perawatan rumah atau pelayanan rumah. Biasanya keluarga menyediakan perawatan untukk orang yang mereka sayangi dirumah. Perawat juga menghadapi tantangan yang signifikan untuk mencegah terjadinya celah dalam pelayanan kesehatan pada berbagai jenis tempat pelayanan kesehatan, sehingga individu tetap sehat dan sejahtera dalam rumah dan komunitas mereka.
Keperawatan adalah suatu disiplin pelayanan. Nilai-nilai profesi keperawatan bertujuan menolong orang mendapatkan kembali, mengelola, atau memperbaiki kesehatan; mencegah penyakit; serta memperoleh kenyamanan dan kepercayaan diri. Sistem pelayanan kssehatan pada era milenium ini lebih berorientasi pada bisnis daripada pelayanan karena adanya keinginan untuk menghemat biaya. Keperawatan terus memimpin perubahan dan menjaga nilai dalam perawatan klien serta menghadapi tantangan terhadap adanya peran dan tanggung jawab yang baru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.
B. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Keberhasilan sistem pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.
1. Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2. Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
4. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
5. Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
6. Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
C. TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan lesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan.
Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific Protection (perlindungan khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.
D. LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan. Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
a. Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi. “Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.
b. Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas, fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).
c. Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya. Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple, AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
d. Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.
E. LINGKUP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat 3 bentuk, yaitu:
1. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
2. Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
3. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua. Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.
F. PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar & rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan. Pada tingkat pelayanan dasar dilakukan di lingkup puskesmas dengan pendekatan askep keluarga dan komunitas yang berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan, diantaranya mengenal masalah kesehatan secara dini, mengambil keputusan, menanggulangi keadaan darurat, memberikan pelayanan dasar pada anggota keluarga yang sakit serta memodifikasi lingkungan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan askep pada ruang atau lingkup rujukannya, seperti: asuhan keperawatan anak, askep jiwa, askep medikal bedah, askep maternitas, askep gawat darurat, dan sebagainya.
G. FAKTOR YG MEMPENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN
Dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak segalanya tercapai sasaran, akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk mengetahui masalah yang ditimbulkannya. Pelaksanaan pelayanan kesehatan juga akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru
Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu pngetahuan dan teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakkit yang sulit dapat digunakan penggunaan alat seperti laser, terapi perubahan gen dan lain-lain. Berdasarkan itu, maka pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan pelayanan akan lebih profesional dan butuh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidng tertentu.
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh nilai yang ada dimasyarakat sebagai penggunaan jasa pelayanan, dimana dengan beragamnya masyarakat, maka dapat menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda. Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.
3. Aspek Legal dan Etik
Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntutan hukum da etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai-nilai hukum dan etika yang ada dimasyarakat.
4. Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi di masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, maka akan sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam sistem pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem pelayanan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga, lingkup dan faktor yang mempengaruhi dalam terlaksananya sistem pelayanan kesehatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
• Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta.
• Perry, Potter. 2009. Fundamental Keperawatan,Buku 1, Edisi 7. Salemba Medika: Jakarta.
• Potter,Patricia.Perry,Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Volume 1. EGC: Jakarta
• Muharram,Aziz Rizky. 2009. Sistem Pelayanan Kesehatan. http://laskargaluh.blogspot.com/2009/10/sistem-pelayanan-kesehatan.html
Kamis, 25 Oktober 2012
Rabu, 23 Mei 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Infeksi
virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spektrum manifestasi klinis yang
bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile
illness), dengue fever, dengue haemorrhagic fever (DHF) dan dengue shock
syndrome (DDS); yang terakhir dengan mortalitas tiggi yang disebabkan renjatan
dan perdarahan hebat. Gambaran manifestasi klinis yang bervariasi ini dapat
disamakan dengan sebuah gunung es. Dhf dan DDS sebagai kasus-kasus yang dirawat
di rumah sakkit merupakan puncak gunung es yang kelihatan diatas permukaan
laut, sedangkan kasus-kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue
infection) merupakan dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus renjatan
yang dijumpai di rumah sakit, telah terjadi 150 – 200 kasus silent dengue
infection.
DBD masih
merupakan penyakit yang sering menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat,
karena selain sering menimbulkan KLB, tingkat kematiannya cukup tinggi,
terutama apabila pengobatan terhadap penderita terlambat dilakukan dan
penderita sudah dalam keadaan shock.
Masih
banyaknya kasus DHF yang ada dimasyarakat itulah yang mendorong penulis untuk
meyusun asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis DHF di Rumah Sakit
Tk. II Dr Soedjono Magelang.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
Mahasiswa mampu
malakukan pengkajian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan Debgeu
Haemoragic Fever (DHF).
1.2.2
Tujuan
Khusus
a)
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar
penyakit Dengue Hamoragic Fever (DHF)
b)
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian
pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan keperawatan
c)
Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan
keperawatan.
d)
Mahasiswa mampu menetapkan intervensi
keperawatan pada psien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan
keperawatan.
e)
Mahasiswa mampu mengimplementasikan
intervensi pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan
keperawatan.
f)
Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil
tindakan pada pasien dengan Dengue Hamoragic Fever (DHF) dalam asuhan
keperawatan.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995
).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang
terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang
tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes
aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya
dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi
yang disertai ruam atau tanpa ruam.
2.2 Etiologi
§ Virus dengue sejenis arbovirus.
§ Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan
dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya
perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di
Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil,
sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil
pada suhu 70 oC.
Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.
Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.
2.3 Patofisiologi
Virus akan masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi
dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan
mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan
C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator
kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit
dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor
penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran
gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya
penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya
volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis
hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit
meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh
darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
2.4 Manifestasi Klinis
§ Demam tinggi selama 5 – 7 hari
§ Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare,
konstipasi.
§ Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie,
echymosis, hematoma.
§ Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
§ Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
§ Sakit kepala.
§ Pembengkakan sekitar mata.
§ Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
§ Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan
dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik,
nadi cepat dan lemah).
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Trombositopenia
(100.000/mm3 atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari
meningginya nilai hematokrit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai
hematokrit pada masa konvalesen.
Ditemukannya 2 atau 3
patokan klinis pertama dissertai trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah
cukup untuk klinis membuat diagnosis DHF. Dengan patokan ini 87% penderita yang
tersangka DHF ternyata diagnosisnya tepat, yang dibuktikan oleh pemeriksaan
serologis dan dapat dihindari dibuatnya diagnosis berlebihan.
Telah diterangkan bahwa
manifestasi perdarahan yang paling sering ditemukan pada DHF ialah perdarahan
kulit, uji torniquet positif, memar dan perdarahan pada tempat pengambilan
darah ven. Petekia halus yang tersebar di anggota gerak, muka, aksila seringkali
ditemukan pada masa dini demam. Harus diingat juga bahwa perdarahan dapat
terjadi di setiap organ tubuh. Epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang
dijumpai, sedangkan perdarahan saluran pencernaan hebat lebih jarang lagi dan
biasanya timbul setelah renjatan yang tidak dapat diatasi. Perdarahan lain
seperti perdarahan subkonungtiva; kadang-kadang ditemukan. Pada masa konvalen
seringkali ditemukan eritema pada telapak tanngan atau telapak kaki.
Tanda-tanda yang sering ditemukan pada pemeriksaan
darah adalah penurunan trombosit, hemoglobin meningkat lebih dari 20%,
hematokrit meningkat lebih dari 20%, leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3,
protein darah rendah, ureum Ph bisa meningkat, natrium dan klorida rendah.
Sedangkan pada pemeriksaan serologi (hemaglutination
inhibition test) dapat ditemukan efusi pleura melalui pemeriksaan rontgen
thorax, dan uji torniquet positif.
2.6 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah
diantaranya :
§ Perdarahan luas
§ Shock atau renjatan
§ Effuse pleura
§ Penurunan kesadaran
2.7 Klasifikasi
a)
Derajat
I
Demam
disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b)
Derajat II
Manifestasi
klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit
seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c)
Derajat III
Manifestasi
klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system
sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab,
dingin dan penderita gelisah.
d)
Derajat IV
Manifestasi
klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi
renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
2.8 Diagnosa Keperawatan
Penyusunan diagnosa
keperawatan dilakukan setelah data didapatkan, kemudian dikelompokkan dan
difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF diantaranya:
a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan.
b) Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
c) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmmpuan menelan makanan.
d) Risiko perdarahan berhubungan dengan kolgulopati
inheren (trombositopenia).
2.9 Intervensi
Perumusan rencana
perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada masalah diagnosa keperawatan
yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut
tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan
memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
keperawatan :
a) Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
Tujuan : gangguan volume cairan dapat teratasi.
Kriteria hasil :
§ Tanda-tanda
vital tetap stabil
§ Warna
kulit dan suhu normal
§ Volume
cairan tetap adekuat
Intervensi :
§ Pantau
dan catat tanda-tanda vital
R/
Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengidentifikasikan kekurangan volume
cairan atau ketidakseimbagan elektrolit.
§ Kaji
turgor kulit dan membran mukosa mulut
R/
untuk memeriksa dehidrasi.
§ Ukur
asupan dan haluaran pasien (balance cairan)
R/
untuk memeriksa dhidrasi.
§ Selimuti
pasien hanya dengan kain yang tipis.
R/ untuk
mencegah vasodilatasi, trkumpulnya darah di ekstremitas, dan berkurangnya
volume darah sirkulasi.
§ Instruksikan
kepada pasien untuk tidak duduk atau berdiri jika sirkulasi terganggu.
R/
untuk menghindari hipotensi ortostatik dan kemungkinan sinkop.
§ Anjurkan
keluarga pasien untuk memberikan cairan (minum) banyak.
R/
untuk mengganti mengganti cairan dan kehilangan darah serta mempermudah
pergerakan cairan ke dalam ruang intravaskular.
b) Hipertermia
berhubungan dengan penyakit.
Tujuan : hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil :
§ Suhu
tetap normal
§ Tidak
terjadi kejang
Intervensi :
§ Observasi
tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
R/
untuk meyakinkan perbandingan data yang akurat.
§ Berikan
kompres dingin pada aksila dan dahi, seka dengan air hangat
R/
untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan temperatur tubuh.
§ Anjurkan
pasien untuk minum sebanyak mungkin air jika tidak dikontraindikasikan.
R/ untuk
menghindari kehilanggan air, natrium klorida dan kalium yang berlebihan.
Mengatasi dehidrasi.
§ Kolaborasi
pemberian antipiretik.
R/
untuk menurunkan demam.
c)
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmmpuan menelan
makanan.
Tujuan : gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria
hasil :
§ Intake nutrisi klien meningkat.
Intervensi :
§ Observasi
dan catat asupan pasien.
R/
untuk mengkaji zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan
§ Tawarkan
suplemen tinggi protein dan tinggi
kalori
R/
untuk mencegah kerusakan protein tubuh dan memberikan kalori energi.
§ Beri
klien makan dalam keadaan hangat.
R/
untuk meningkatkan nafsu makan klien.
§ Anjurkan
kepada keluarga klien untuk menyediakan makanan kesukaan klien.
R/
untuk meningkatkan nafsu makan klien.
§ Anjurkan
kepada keluarga pasien untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi sering
R/
untuk meningkatkan asimilasi
§ Kolaborasi
dengan dokter dalam memberi therapi antiemetik.
R/
untuk meningkatkan asimilasi.
§ Kolaborasi
dengan tim gizi dalam penentuan diet.
R/
untuk menentukan diit yang tepat bagi klien.
d)
Risiko
perdarahan berhubungan dengan kolgulopati inheren (trombositopenia).
Tujuan : perdarahan tidak terjadi
Kriteria
hasil :
§ Trombosit dalam batas normal
Intervensi :
§ Kaji adanya perdarahan
R/
untuk mengetahui adaya tanda-tanda perdarahan
§ Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, dan
respirasi)
R/
untuk mengetahui stabilitas keadaan klien berhubungan dengan tanda perdarahan
§ Antisipasi terjadinya perlukaan atau perdarahan
R/
untuk mengurangi risiko terjadinya perdarahan
§ Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak
mengistirahatkan klien
§ Kolaborasi dengan laboran untuk memonitor hasil
pemeriksaan darah (trombosit)
R/
untuk memantau kadar trombosit klien.
BAB III
RESUME KASUS
An. D(6)masuk rumah sakit diantar
oleh keluarganya pada tanggal 9 Mei 2012 tinggal di Magelang Jl. Oerip
Soemohardjo Blok H-12 keseharianya sebagai Pelajar dan beragama islam masuk di
bangsal flamboyan dengan nomor Rekam Medis 23.0046.0069 saat masuk rumah sakit
suhu badan An D panas dengan suhu 39°C, Ibu
klien mengatakan klien panas 5 hari, badan teraba hangat, dan kulit kemerahan.
Klien BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek. Klien mengatakan tidak nafsu
makan. Uji torniquet (+).Ibu klien mengatakan klien belum pernah sakit seperti
ini sebelumnya.menurut Ibu klien
keluarga tidak ada yag menderita penyakit menular, tetapi nenek klien menderita
hipertensi.ibu klien mengatakan An D
alergi terhadap udang, pada saat ini Nadi 120x/menit, RR 26x/menit, Suhu
39°C, TB 120 cm, BB 25 kg, IMT 17,36
Keluarga klien mengatakan sebelum
sakit klien BAB 1x sehari dengan konsistensi padat dan bau khas. BAK 3x sehari
dengan warna kuning jernih dan bau khas. Keluarga klien mengatakan selama sakit
BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 3x sehari. Menurut keluarga
klien sebelum sakit klien makan 3X sehari dengan porsi cukup dan minum 4X
sehari (@200 cc).Saat sakit klien makan 3x sehari hanya menghabiskan 1/3 porsi
makan dari RS dan minum sedikit. Klien mengatakan tidak nafsu makan dan sulit
menelan.Ibu klien mengatakan BB klien turun 5 kg, dengan berat badan sebelum
sakit 30 kg.
Orang tua klien merasa cemas
terhadap penyakit yang dialami anaknya. Klien mengatakan takut akan
penyakitnya. Ibu klien terlihat cemas dan selalu menunggui klien, Ibu klien
mengatakan sbelum sakit klien tidur 9 jam sehari dan nyenyak dan saat sakit
tidur menjadi 7 jam sehari.Klien mengatakan tidur tidak nyenyak.Ibu klien
mengatakan sebelum sakit klien aktif bermain dan bersekolah.Klien mengatakan
saat sakit tidak bisa bermain dengan teman dan tidak berangkat ke sekolah,Saat
malam hari klien terlihat tidak bisa tidur dan sering terbangun. Ibu klien
memahami penyakit anaknya setelah mendapat penjelasan dari dokter. Hubungan
klien dengan keluarga baik terlihat dari banyaknya keluarga dan teman klien
serta teman orang tua klien yang datang menjenguk.Klien belum mengalami
menstruasi. Ibu klien mengatakan selalu menemani klien karena klien takkut akan
penyakitnya. Ibu klien mengatakan sebelum klien sakit, klien sering diajak
mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di daerahnya setiap 1 minggu sekali.
Saat sakit klien diajarkan oleh orang tua untuk berdoa meminta kesembuhan.
Tersedia selimut untuk mengatasi cuaca dingin. Disamping klien terdapat guling
untuk menjaga agar kien tidak jatuh.
Klien mengatakan sakit di perut
bagian ulu hati, seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 7. Klien mengatakan
nyeri sering hilang dan timbul. Klien juga mengatakan tenggorokan sakit untuk
menelan. Ibu klien mengatakan sejak klien lahir tidak terdapat gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
An D nampak lemah kesadaran compos
mentis,pada bagian kepala dan leher tidak ada post trauma,rambut lurus dan
berwarna hitam kecoklatan,distribusi rambut merata.mata klien normal masih bisa
menanggapi rangsang cahaya dan tidak terdapat skler,telinga klien bersih tidah
terdapat serumen,tidak terpasang alat bantu pernafasan dan tidak nampak cuping
hidung,tidak ada gangguan atau luka pada bibir tetapi tampak kering,tidak ada
gangguan pada leher
Pada
pemeriksaan leher tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid. Pada paru paru dan jantung normal. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan hasil peristaltik usus 15x/menit kulit elastis. Ekstremitas atas terpasang infus RL 20
tpm. Pada pemeriksaan ekstremitas bawah tidak terdapat edema, akral dingin,
kekuatan otot lemah.
Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium tanggal 10 Mei 2012 didapatkan hasil
trombosit: 98.10 mm3, hemoglobin 18,3 g/dl, hematokrit 62,1 L%,
leukosit 2,5.103/mm3.
Terapi
yang diberikan pada tanggal 1o Mei 2012 adalah infus RL 20 tpm, ceftriaxin (IV)
2x0,1 mg, paracetamol (oral) 3x125 mg, dan domperidone (oral) diminum saat
mual.
BAB
IV
TINJAUAN
KASUS
Kelompok : Kelompok stase anak
Semester/tingkat : II/ I
Tempat praktek : RST Tk. II Dr Soedjono
Tanggal
pengkajian: 10 Mei 2012
A. DATA UMUM
1.
Nama inisial klien : An. D
2.
Umur :
6 tahun
3.
Alamat :
Jl. Oerip Soemohardjo Blok H-12 Magelang
4.
Pekerjaan : Pelajar
5.
Agama :
Islam
6.
Tanggal masuk RS/RB : 9 Mei 2012
7.
Nomor Rekam Medis : 23.0046.0069
8.
Bangsal :
Bangsal Flamboyan
Riwayat Kesehatan Umum/ Pola
Persepsi dan Manajemen Kesehatan
§ Informan : orang
tua klien
§ Alasan
masuk RS :
klien
panas 5 hari (suhu: 39°C)
§ Riwayat
Penyakit Sekarang:
Ibu
klien mengatakan klien panas 5 hari dengan suhu 39°C, badan teraba hangat, dan
kulit kemerahan. Klien BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek. Klien
mengatakan tidak nafsu makan. Uji torniquet (+).
§ Riwayat
Penyakit Dahulu:
Ibu
klien mengatakan klien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
§ Riwayat
Penyakit Keluarga:
Ibu klien
mengatakan keluarga tidak ada yag menderita penyakit menular, tetapii nenek
klien menderita hipertensi.
§ Alergi : makanan, jenis: udang
§ Vital
Sign : Nadi 120x/menit, RR 26x/menit,
Suhu 39°C, TB 120 cm, BB 25 kg, IMT
17,36
B.
PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
1. Health Promotion
Klien
mengatakan bellum memahami tentang kesehatan karena klien masih kecil.
2. Nutrition
Keluarga klien mengatakan sebelum
sakit klien makan 3X sehari dengan porsi cukup dan minum 4X sehari (@200 cc). Saat
sakit klien makan 3x sehari hanya menghabiskan 1/3 porsi makan dari RS dan
minum sedikit. Klien mengatakan tidak
nafsu makan dan sulit menelan. Ibu klien mengatakan BB klien turun 5 kg, dengan
berat badan sebelum sakit 30 kg.
Klien terlihat menghabiskan 1/3
porsi makan yang diberikan dari RS. Bb klien saat sakit: 25 kg
3. Elimination
Keluarga
klien mengatakan sebelum sakit klien BAB 1x sehari dengan konsistensi padat dan
bau khas. BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih dan bau khas. Keluarga klien
mengatakan selama sakit BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 3x
sehari.
Klien
BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek, bau khas, dan tidak terdapat lendir.
Klien BAK 3x sehari dengan warna kuning jernih, bau khas.
4. Activity/Rest
Ibu klien mengatakan sbelum sakit
klien tidur 9 jam sehari dan nyenyak dan saat sakit tidur menjadi 7 jam sehari.
Klien mengatakan tidur tidak nyenyak. Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien
aktif bermain dan bersekolah. Klien mengatakan saat sakit tidak bisa bermain
dengan teman dan tidak berangkat ke sekolah.
Saat malam hari klien terlihat
tidak bisa tidur dan sering terbangun.
5. Perception
Ibu
klien memahami penyakit anaknya setelah mendapat penjelasan dari dokter.
6. Self Perception
Orang
tua klien merasa cemas terhadap penyakit yang dialami anaknya. Klien mengatakan
takut akan penyakitnya. Ibu klien terlihat cemas dan selalu menunggui klien,
7. Role Relationship
Hubungan
klien dengan keluarga baik terlihat dari banyaknya keluarga dan teman klien
serta teman orang tua klien yang datang menjenguk.
8. Sexulity
Klien
belum mengalami menstruasi.
9. Coping/stres Tolerance
Ibu
klien mengatakan selalu menemani klien karena klien takkut akan penyakitnya.
10. Life Principle
Ibu
klien mengatakan sebelum klien sakit, klien sering diajak mengikuti kegiatan
keagamaan yang diadakan di daerahnya setiap 1 minggu sekali. Saat sakit klien
diajarkan oleh orang tua untuk berdoa meminta kesembuhan.
11. Safety/Protection
Tersedia
selimut untuk mengatasi cuaca dingin. Disamping klien terdapat guling untuk
menjaga agar kien tidak jatuh.
12. Comfort
Klien
mengatakan sakit di perut bagian ulu hati, seperti ditusuk-tusuk, dengan skala
nyeri 7. Klien mengatakan nyeri sering hilang dan timbul. Klien juga mengatakan
tenggorokan sakit untuk menelan.
13. Growth/Development
Ibu
klien mengatakan sejak klien lahir tidak terdapat gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
C. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
1. Kesadaran
umum : Lemah
2. Kesadaran :
Compos mentis
3.
Kepala dan leher
a)
Bagian kepala atas
§ Hematom/post
trauma : tidak ada
§ Tipe
rambut : lurus
§ Distribusi
rambut : merata
§ Warna
rambut : hitam kecoklatan
b)
Mata
§ Pupil
isokor : ya
§ Reflek
cahaya : (+/+)
§ Sklera
ikterik : Tidak
§ Conjungtiva
anemis : (-/-)
c)
Telinga
§ Cerumen : tidak ada
d)
Hidung
§ Nafas
cuping hidung : tidak
§ Terpasang
alat bantu nafas : tidak
e)
Bibir dan mulut
§ Sianosis : tidak
§ Sariawan : tidak
§ Mukosa
bibir : kering
f)
Leher
§ Pembesaran
kelenjar tiroid : tidak
§ Limfonodi
(kelenjar limfe) : tidak
4.
Thorax :
a)
Pre-kordium
§ Inspeksi
- Ictus
cordis terlihat di intercosta 4-5 :
tidak
§ Palpasi
- Ictus
cordis teraba di intercosta 4-5 : ya
§ Perkusi
- Redup
(nomal) :
ya
§ Auskultasi
- Bising
jantung :
tidak
- Bunyi
S1 (lup) dan S2 (dup) : ada
b)
Pulmonal
§ Inspeksi
- Retraksi
:
tidak
- Simetris
janan dan kiri : ya
- Ekspansi
dada kanan dan kiri sama : ya
§ Palpasi
- Krepitasi
:
tidak
- Vocal
fremitus kanan dan kiri sama : ya
§ Perkusi
- Sonor :
ya
§ Auskultasi
- Wheezing/mengi : tidak
- Ronchi :
tidak
- Vesikuler : ya
5.
Abdomen :
a)
Inspeksi
§ Datar :
ya
b)
Auskultasi
§ Peristaltik : 15x/menit
c)
Palpasi
§ Massa
:
tidak ada
§ Turgor
kulit :
elastis
§ Nyeri
tekan di lapang abdomen : ada
d)
Perkusi
§ Timpani :
tidak
6.
Ekstremitas
a)
Superior (atas):
§ Edema :
tidak ada
§ Nadi
radialis :
120x/menit
§ Palmar : kemerahan
§ Kekuatan
otot : lemah
§ CRT
(capilary refill time) <3detik : ya
§ Refleks
fisiologis bisep/trisep :
(+/+)
§ Refleks
patologis :
(+/+)
§ Deformitas : tidak ada
§ Terpasang
infus : ya
- Jenis
infus :
RL (Ringer Lactat)
- Faktor
tetesan :
20 tpm
- Kemerahan
diatas area infus : tidak
b)
Inferior (bawah):
§ Edema :
tidak ada
§ Akral :
dingin
§ Kekuatan
otot :
lemah
§ Refleks
patela :
(+/+)
§ Refleks
patologis :
(+/+)
7.
Pengkajian Nutrisi
Hari/tanggal : Kamis/ 10 Mei 2012
a)
A (Antropometri)
§ BB : 25 kg
§ TB : 120
cm
§ IMT : 17,36
b)
B (Biochemical)
§ Trombosit:
98.103/mm3 (kurang dari normal)
§ Hemoglobin:
18,3 g/dL (lebih dari normal)
§ Hematokrit:
62,1 L% (lebih dari normal)
§ Leukosit:
2,5.10/mm3 (kurang dari normal)
c)
C (Clinical)
§ Rambut:
distribusi merata, warna hitam kecoklatan
§ Turgor
kulit: elastis, teraba hangat dan terlihat kemerahan
§ Mukosa
bibir: kering
§ Conjungtiva
tidak anemis
d)
D (Diet)
§ Diet
selama di sumah sakit adalah bubur, roti dan buah jambu biji.
e)
E (Energy)
Aktivitas
klien selama di rumah sakit dibantu oleh keluarga.
f)
F (Factor)
Klien
dirawat karena panas selama 5 hari dengan suhu 39°C. Setelah dilakukan
pemeriksaan ditetapkan diagnosa medis klien adalah DHF.
D. DATA LABORATORIUM ABNORMAL
Tanggal/jam
|
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil Pemeriksaan
|
Interpretasi
|
10
Mei 2012
|
Trombosit
|
98.103/mm3
|
Kurang
dari normal
|
Hemoglobin
|
18,3
g/dL
|
Lebih
dari normal
|
|
Hematokrit
|
62,1
L%
|
Lebih
dari normal
|
|
Leukosit
|
2,5.103/mm3
|
Kurang
dari normal
|
|
|
|
|
E. TERAPI YANG DIBERIKAN
Tanggal/jam
|
Jenis Terapi
|
Rute Terapi
|
Dosis
|
Indikasi
|
10
Mei 2012
|
RL
|
IV
|
20
tpm
|
Dehidrasi
|
Ceftriaxin
|
IV
|
2x0,1
mg
|
antibiotik
|
|
Paracetamol
|
oral
|
3x125
mg
|
Antipiretik
|
|
Domperidone
|
Oral
|
(saat
mual)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ANALISA DATA
Nama inisial
klien : An. D Diagnosa Medis : DHF
No. Rekam Medis : 23.0046.0069 Bangsal : Flamboyan
Tanggal dan Jam
|
Data
|
|
Data Subyektif
|
Data Obyektif
|
|
10
Mei 2012
09.00
WIB
|
§ Ibu
klien mengatakan klien panas 5 hari dengan suhu 39°C.
§ Ibu
klien mengatakan badan klien teraba hangat dan berwarna kemerahan.
§ Keluarga
klien mengatakan klien BAB 3x sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 3x
sehari dengan warna kuning jernih, bau khas.
§ Keluarga
lien mengatakan saat sakit klien makan 3x sehari, hanya menghabiskan 1/3
porsi makan yang diberikan rumah sakit
§ Klien
mengatakan tidak nafsu makan dan sulit menelan
§ Keluarga
klien mengatakan klien BAB 3x sehari, onsistensii lembek
§ Ibu
klien mengataan BB klien turun 5 kg.
|
§ Suhu:
39°C
§ Nadi:
120x/menit
§ RR:
26x/menit
§ Kulit
klien teraba hangat
§ Kulit
terlihat kemerahan
§ Klien
BAB 3x sehari konsistensi lembek, bau khas, tidak terdapat lendir
§ BAK
3x sehari dengan warna kuning jernih, bau khas
§ Mukosa
bibir kering
§ Hematokrit:
62,1 L% (lebih dari normal)
§ Klien
terlihat menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan dari RS
§ BB
klien: 25 kg
§ TB
klien; 120 cm
§ IMT:
17,36
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama inisial klien : An. D Diagnosa Medis : DHF
No. Rekam Medis : 23.0046.0069 Bangsal :
Flamboyan
No.
|
Tanggal dan jam
|
Symptoms
|
Etiologi
|
Problem
|
Diagnosa
|
1.
|
10-05-2012
09.00
WIB
|
Data Subyektif:
§ Ibu
klien mengatakan klien panas 5 hari dengan suhu 39°C
§ Ibu
klien mengatakan badan klien teraba hangat dan berwarna kemerahan
Data
Obyektif:
§ Suhu:
39°C
§ Nadi:
120x/menit
§ RR:
26 x/menit
§ Kulit
klien teraba hangat
§ Kulit
terlihat kemerahan
|
Penyakit
|
Hipertermia
|
Hipertermia
berhubungan dengan penyakit
|
2.
|
10-05-2012
09.15
WIB
|
Data Subyektif:
§ Keluarga
klien mengatakan klien BAB 3x sehaari konsistensi lembek dan BAK 3x sehari
dengan warna kuning jernih, bau khas.
Data
Obyektif
§ Klien
BAB 3x sehari konsistensi lembek, bau khas, tidak terdapat lendir.
§ BAK
3x sehari engan warna kuning jernih, bau khas.
§ Mukosa
bibir kering
§ Hematokrit:
62,1 L% (lebih dari normal)
|
Kehilangan cairan
|
Kekurangan volume cairan
|
Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
|
3.
|
10-05-2012
09.30
WIB
|
Data
Subyektif:
§ Keluarga
klien mengatakan saat sakit klien makan 3x sehari, hanya menghabiskan 1/3
porsi makan dari RS
§ Klien
mengatakan tidak nafsu makan dan sulit menelan
§ Keluarga
klien mengatakan klien BAB 3x sehari, konsistensi lembek
§ Ibu
klien mengatakan BB klien turun 5 kg.
Data
Obyektif:
§ Klien
terlihat menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan dari RS
§ Klien
BAB 3x sehari konsistensi lembek, bau khas, tidak terdapat lendir
§ BB
klien 25 kg, TB: 120 cm
§ IMT:
17,36
|
Ketidakmampuan menelan makanan
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan.
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS
1. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuan tubuh berhubungan dengan ketdakmampuan menelan.
2. Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
3. Hipertermia
berhubungan dengan penyakit.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama inisial klien : An. D Diagnosa Medis : DHF
No. Rekam Medis : 23.0046.0069 Bangsal :
Flamboyan
No.
|
Tanggal/jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan & Kriteria Hasil
(NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Rasional
|
1.
|
10 Mei 2012
10.00 WIB
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pemenuhan nutrisi
terpenuhi, dengan kriteria hasil:
§ Intake
nutrisi meningkat
|
§ Observasi
dan catat asupan pasien
|
§ Untuk
mengkaji zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan
|
§ Tawarkan
suplemen tinggi protein dan tinggi kalori
|
§ Untuk
mencegah kerusakan protein tubuh dan memberikan kalori energi
|
||||
§ Beri
klien makan dalam keadaan hangat
|
§ Untuk
menigkatkan nafsu makan
|
||||
§ Anjurkan
kepada keluarga klien untuk kmenyediakan makanan kesukaan klien
|
§ Untuk
meningkatkan nafsu makan klien
|
||||
§ Anjurkan
kepada keluarga pasien untuk memberi makan segan porsi sedikit tapi sering
|
§ Untuk
meningkatkan asimilasi
|
||||
§ Kolaborasi
dengan dokter dalam memberikan antiemetik
|
§ Untuk
meningkatkan asimilasi
|
||||
§ Kolaborasi
dengan tim gizi dalam penentuan diet
|
§ Untuk
menentukan diit yang tepat bagi klien.
|
||||
2.
|
10 Mei 2012
10.00 WIB
|
Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
|
Setelah dilakukan
tindakan keperaatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan volume cairan dapat
teratasi, dengan kriteria hasil:
§ Tanda-tanda
vital tetap stabil
§ Warna
kulit dan suhu normal
§ Volume
caran tetap adekuat
|
§ Pantau
dan catat tanda-tanda vital
|
§ Untuk
mengidentifikasi adanya tanda-tanda kekurangan volume cairan atau
ketidakseimbangan elektrolit
|
|
|
§ Kaji
turgor kulit dan membran mukosa mulut
|
§ Untuk
memeriksa dehidrasi
|
||
§ Ukur
asupan dan haluaran pasien
|
§ Untuk
memeriksa dehidrasi
|
||||
§ Selimuti
pasien hanya dengan kain yang tipis
|
§ Untuk
mencegah vasodilatasi, terkumpulnya darah di ekstremitas, dan berkurangnya
vollume darah sirkulasi
|
||||
§ Instruksikan
kepada pasien utuk idak duduk atau berdiri jika sirkulasi terganggu
|
§ Untuk
menghindari hipotensi ortostatik dan kemungkinan sinkop
|
||||
|
|
|
§ Anjurkan
keluarga pasien untuk memberikan cairan (minum) banyak
|
§ Untuk
mengganti cairan dan kehilangan darah serta mempermudah pergerakan cairan ke
dalam rung intravaskular.
|
|
3.
|
|
Hipertermia
berhubungan dengan penyakit
|
Setelh dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan hipertermia dapat teratasi,
dengan kriteria hasil:
§ Suhu
tetap normal
§ Tidak
terhadi kejang
|
§ Observasi
tanda-tand vital terutama suhu tubuh
|
§ Untuk
meyakinkan perbandingan data yang akurat
|
|
|
|
|
§ Berikan
kompres dingin pada aksiladan dahi, ska dengan air hangat
|
§ Untuk
meningkatkan kenyamanan dan menurunkan temperatur tubuh
|
§ Anjurkan
pasien untuk minum sebanyak mungkin air jika tidak dikontraindikasikan
|
§ Untuk
mennghindari kehilangan air, natrium klorida dan kalium yang berlebihan.
Mengatasi dehidrasi
|
||||
§ Kolaborasi
pemberian antipiretik
|
§ Untuk
menurunkan demam.
|
IMPLEMENTASI
Nama inisial
klien : An. D Diagnosa
Medis : DHF
No. Rekam Medis : 23.0046.0069 Bangsal : Flamboyan
NO
|
TANGGAL/JAM
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
IMPLEMENTASI
|
RESPON
(DATA
SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF)
|
PARAF
|
1.
|
10 Mei 2012 10.00 WIB
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
|
Melakukan
observasi dan melakukan pencatatan asupan pada pasien
|
Keluarga
klien mengatakan nafsu makan meningkat
Nafsu
makan klien meningkat
|
|
Menawarkan
suplemen tinggi protein dan tinggi kalori kepada pasien
|
Pasien
dapat diajak bekerja sama dan menerima penawaran
|
|
|||
Memberikan
klien makanan dalam keadaan hangat
|
Pasien
merespon baik dan merasakan enak dengan makanan dalam keadaan hangat
|
|
|||
Menganjurkan
kepada keluarga klien untuk menyediakan makanan kesukaan klien
|
Keluarga
dapat menerima anjuran dan menerapkan guna meningkatkan dan menambah nutrisi
dalam tubuh
|
|
|||
Menganjurkan
kepada keluarga pasien untuk memberi makan segan porsi sedikit tetapi sering
|
Keluarga
pasien dapat menagkap anjuran dari perawat dan paham akan ajuran tersebut
|
|
|||
Melakukan
kolaborasi dengan dokter dalam memberikan antimetik
|
Kolaborasi
terlaksana dengan baik dengan keputusan yang baik
|
|
|||
Melakukan
kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet
|
Pasien
merasakan nyaman dengan hasil kolaborasi penentuan diet
|
|
|||
2.
|
|
Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
|
Melakukan
pemantauan dan mecatat tanda-tanda vital
|
Nadi:
120 x/menit
Suhu:
39°C
RR:
26x/menit
|
|
Melakukan
pengkajian terhadap turgor kulit dan membran mukosa mulut
|
Mukosa
bibir tampak kering dan turgor kulit pasien nampak elastis
|
|
|||
Mengukur
asupan dan haluaran pasien
|
Asupan
pasien terukur
|
|
|||
Menyelimuti
pasien dengan kain yang tipis
|
Pasien
dapat berkoordinasi dengan baik
|
|
|||
Menginstruksi
pasien untuk tidak duduk atau berdiri ketika sirkulasi terganggu
|
Pasien
paham akan instruksi yang diberikan
|
|
|||
Menganjurkan
keluarga pasien untuk memberikan cairan(minum banyak)
|
Respon
keluarga menaggapi dengan baik dan penuh perhatian
|
|
|||
3.
|
|
Hipertermia berhubungan dengan penyakit
|
Melakukan
observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
|
Nadi:
120 x/menit
Suhu:
39°C
RR:
26x/menit
|
|
Memberikan
kompres dingin pada aksiladan dahi, ska dengan air hangat
|
Pasien
setuju dan meanggap dengan baik akan indakan yang dilakukan perawat
|
|
|||
Menganjurkan
pasien untuk minum sebanyak mungkin air jika tidak kontraindikasi
|
Pasien
merespon baik dan ada timbal balik antara pasien dengan perawat tentang
anjuran yang diberikan
|
|
|||
Melakukan
kolaborasi pemberian antipiretik
|
Pasien
merasakan adanya kemajuan dengan antipiretik yang diberikan
|
|
EVALUASI
Nama inisial klien : An. D Diagnosa Medis : DHF
No. Rekam Medis : 23.0046.0069 Bangsal :
Flamboyan
No
|
Tanggal
& jam
|
Diagnosa
keperawatan
|
Respon
|
Paraf
|
1.
|
13
Mei 2012
10.00
WIB
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
|
S:
keluarga pasien mengatakan nafsu makan klien bertambah, klien makan 3x sehari
menghabiskan 1 porsi makan dari rumah sakit, BAB 1x sehari
O:
klien terlihat makan 3x sehari menghabiskan 1 porsi makan rumah sakit, BB: 26
kg, IMT: 18,06
A:
masalah teratasi sebagian
P:
- observasi dan catat asupan klien
-
Beri klien makan dalam keadaan
hangat
-
Anjurkan kepada keluarga klien
untuk menyediakan makanan kesukaan klien
-
Kolaborasi dengan tim gizi dalam
penentuan diet
|
|
2.
|
13
Mei 2012
10.00
WIB
|
Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilagan cairan
|
S:
keluarga pasie mengatakan BAK 3X sehari, BAB 1X sehari
O:
BAK 3X sehari dengan warna kuning jernih, BAB 1x sehari dengan konsistensi padat dan
bau khas. Mukosa bibir lembab
A:
masalah teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi
-
Pantau dan catat tanda-tanda
vital
-
Kaji turgor kulit
-
Ukur asupan dan haluaran pasien
-
Selimuti pasien hanya dengan kain
yang tipis
|
|
3.
|
13
MEI 2012
10.00
WIB
|
Hipertemia
berhubungan dengan penyakitt
|
S:
keluarga klien mengatakan kulit tidak kemerahan
O:
suhu awal 39°C ,setelah di lakukan tindakan shu turun menjadi 36,5°C
A:masalah
sudah teratasi
P:lanjutkan
intervensi
-
Observasi tanda-tanda vital
terutama suhu tubuh
|
|
DAFTAR PUSTAKA
§ Betz.
L. Cecily. 1997. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. Alih bahasa Jan
Tamboyang. Jakarta: EGC
§ Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak.FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. JIlid I.
Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI
§ Suriadi,
Rita Y. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta: Fajar
Interpratama
§ Wong
Donna L. 1996. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Edisis 4. Jakarta:
EGC
§ International,NANDA.
2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasfikasi 2009-2011. Alih bahasa Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar.
Jakarta: EGC
§ Taylor,Cynthia
M. 2010. Diagnosis Keperawatan: dengan
rencana asuhan keperawatan. Alih bahasa:Eny Meiliya. Jakarta: EGC
§ Arif
Mansjoer,dkk. 2004. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Langganan:
Postingan (Atom)